Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mendorong anak-anak setempat untuk lebih giat dalam belajar, baik di taman pendidikan Al-Quran ataupun madrasah diniyah, sebagai upaya menerapkan pendidikan karakter.
     
"Saya mengajak pada guru untuk berubah, jangan hanya membaca, mengajarkan huruf hijaiyah, tapi juga memaknainya, supaya mendapatkan ilmu yang lebih dari Kitab Suci Al-Quran, karena ini buku yang hebat, kitab yang mulia," katanya dalam kegiatan Festival Anak Saleh 2017 yang diselenggarakan Forum Komunikasi Pendidikan Al-Quran (FKPQ) Kota Kediri di kantor Kementerian Agama Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu.
     
Ia sangat mendukung kegiatan festival ini. Selain sebagai upaya memberikan pendidikan karakter kepada anak-anak, juga sebagai upaya mengajarkan revolusi mental. Anak-anak tersebut tidak hanya butuh pintar, tapi juga harus dididik menjadi saleh dan salihah. 
     
"Saat ini butuh revolusi mental dan mendidik putra serta putri tidak cukup hanya pintar tapi saleh dan paham agama. Dengan itu, tidak mudah dibelokkan dan mereka bisa punya jati diri hebat. Jika tidak dilandasi agama, tidak pernah punya jati diri hebat," ujarnya.
     
Ia mengaku senang melihat anak-anak itu ikut bertanding. Bahkan, mereka juga mampu menghafalkan ayat suci Al-Quran. Hal itu menunjukkan bahwa potensi mereka luar biasa, dan harus terus dikembangkan. Anak-anak tersebut adalah generasi muda, sehingga bakat mereka juga harus didukung untuk dikembangkan.
     
Lebih lanjut, Wali Kota juga mengatakan, pemerintah kota juga memberikan insentif pada guru TPQ ataupun madrasah diniyah di Kota Kediri. Dengan adanya insentif yang diberikan per bulan tersebut, diharapkan guru juga termotivasi memberikan pelajaran untuk anak-anak tersebut.
     
"Ada kebijakan guru TPQ setiap bulan ada insentif untuk mereka. Kami ingin mushala, masjid itu hidup, supaya warga Kediri bisa belajar di sana. Di Kediri, banyak guru TPQ, bisa mengajari anak-anak mengaji, menerjemahkan dan lain-lain," katanya menjelaskan. 
     
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Festival Anak Saleh 2017 Hariono mengatakan kegiatan ini sengaja diselenggarakan, sebagai bentuk dorongan agar anak-anak bisa tampil percaya diri belajar agama. Kegiatan lomba tersebut sebagai wadah menyalurkan dan mengukur kemampuan mereka.
     
"Kegiatan ini untuk menunjukkan kemampuan, bakat, dan minat dari para santri. Ini juga sekaligus mencari bibit unggul santri yang ke depan mereka bisa lebih memahami di bidang Al-Quran," kata Hariono.
     
Lebih lanjut, ia mengatakan kegiatan ini diikuti sekitar 400 santri dari seluruh TPQ di Kota Kediri. Mereka mengikuti enam lomba yang diselenggarakan, di antaranya lomba adzan, pemilihan dai cilik, ataupun tahfiz Al-Quran.
     
Hariono menambahkan, di Kota Kediri, terdapat 257 TPQ yang terdata. Dengank kegiatan ini juga sekaligus sebagai bahan evalusi kurikulum pengajaran Al-Quran pada anak-anak, sehingga ada metode cepat belajar menghafal kitab suci. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017