Surabaya (Antara Jatim) - Kota Surabaya menjadi satu dari 16 kota di dunia yang meraih penghargaan "Learning City" 2017 dari UNESCO karena dinilai mampu mempromosikan pendekatan helix yang mencakup keterlibatan semua pemangku kepentingan untuk mempromosikan pendidikan.
     
"Jadi konsep Learning City di Surabaya tidak akan berjalan dengan sukses jika tanpa peran serta semua pihak," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Selasa.

Penghargaan tersebut diterima Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini  di sela-sela kegiatan International Conference on Learning Cities (ICLC) ke-2 yang berlangsung di Cork, Irlandia, pada Senin (18/9).

Menurut dia, Surabaya yang dianugerahi predikat "Learning City" ini tidak lepas dari peran serta para stakeholder, mulai dari sektor swasta, masyarakat, media dan pemerintah kota sendiri. 

"Jadi konsep 'Learning City' di Surabaya tidak akan berjalan dengan sukses jika tanpa peran serta semua pihak," katanya.

Dalam mengembangkan konsep Learning City, lanjut dia, Surabaya mengajak masyarakat untuk berperan aktif. Ia mencntohkan kampung pendidikan yang warga setempat menyepakati waktu-waktu belajar bagi anak-anaknya. Dengan demikian, meski tidak sedang di sekolah, anak-anak dapat belajar secara non-formal dalam bentuk permainan.

Begitu juga dengan Rumah Bahasa dan Rumah Matematika, yang dapat dijumpai di Kompleks Balai Pemuda, ia mendorong masyarakat lebih mencintai pelajaran bahasa dan matematika. 

Rumah Bahasa merupakan contoh konkret peran aktif relawan yang bersedia mengajar bahasa kepada masyarakat. Relawan bahasa ini datang dari kalangan mahasiswa, akademisi, maupun konsulat jenderal negara-negara sahabat. 

Kini, lanjut dia, tidak kurang dari 13 bahasa dapat dipelajari di Rumah Bahasa secara gratis, sedangkan Rumah Matematika menawarkan konsep belajar dengan cara yang menyenangkan dengan diselingi beragam permainan, sehingga matematika kini tak lagi menakutkan bagi anak-anak.

Selain itu, guna mendorong minat baca masyarakat, pemerintah kota membangun taman baca masyarakat (TBM) dan perpustakaan yang dapat dijumpai di balai RW dan taman-taman kota. TBM dan perpustakaan dapat dijumpai di 1.500 titik yang tersebar di seluruh penjuru kota.

Serta, Broadband Learning Center (BLC) di 50 lokasi dapat dimanfaatkan warga untuk belajar mengenai komputer dan internet. BLC ini banyak dimanfaatkan ibu-ibu pelaku UKM untuk memasarkan produknya secara daring (dalam jaringan). Meski, para pelajar sekolah tidak mau ketinggalan memanfaatkan BLC meningkatkan keahlian di bidang teknologi informasi. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017