Situbondo (Antara Jatim) - Badan usaha milik sesa di Desa Curah Cottok, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur memanfaatkan tanah desa yang kurang produktif dikelola menjadi agrowisata.

"Tanah kas desa yang akan dikelola menjadi wisata berbasis perkebunan di desa kami, luasannya sekitar 10 hektare (ha) dan ditambah 20 hekatre lagi lahan milik masyarakat yang juga siap dikelola bumdes," ujar Kepala Desa Curah Cottok, Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo, Samsuri di Situbondo, Kamis.

Ia mengemukakan, BUMDes Desa Cattok bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai arsitektur dalam pemetaan lahan perbukitan yang akan dijadikan objek wisata perkebunan.

Selain itu untuk penelitian tanaman apa saja yang bisa tumbuh di tanah perbukitan itu, katanya, BUMDes Curah Cottok juga bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI.

"Pengelolaan tanah kas desa dijadikan agrowisata ini mulai tahun ini (2017), dan sampai saat ini dari Institut Teknologi Bandung dan LIPI sudah melakukan pemetaan lokasi dan penelitian," ucapnya.

Samsuri menjelaskan, puluhan hektare tanah perbukitan itu direncanakan menjadi wisata berbasis perkebunan dengan menanam jambu biji merah dan bisa menjadi wisata petik buah jambu dan klengkeng serta tanaman lainnya.

"Untuk yang pertama saat ini sudah ditanam jambu biji merah dan alhamdulillah hidup, dan kami hanya perlu mempersiapkan kebutuhan air untuk perkebunan," tuturnya.

Ia menambahkan, BUMDes setempat sengaja memanfaatkan tanah kas desa dikelola menjadi wisata berbasis perkebunan, karena sejauh ini di desa-desa lain yang menjadi daya tarik adalah wisata bahari dan wisata budaya.

"Karena di desa kami tidak memiliki laut, sehingga berinisiatif mengembangkan potensi yang ada, yaitu wisata perkebunan," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017