Tulungagung (Antara Jatim) - Sebanyak 18 siswa kelas III SD Negeri 03 Mulyosari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terpaksa menggunakan kelas darurat di bangunan berdinding anyaman bambu bekas rumah warga karena keterbatasan ruang kelas permanen di sekolah mereka.

Menurut keterangan Kepala SDN 03 Mulyosari, Kecamatan Pagerwojo Suyoto, Rabu, ada tiga kelas di sekolahnya yang belum kebagian ruang permanen sehingga harus berbagi waktu dengan kelas lain, menggunakan bangunan TK, serta bekas rumah penduduk.

"Sementara ini baru ada tiga ruang kelas permanen yang tersedia, dua kelas lain masih menumpang di bekas bangunan TK dan rumah penduduk sedangkan satu kelas sisanya (kelas 2) berbagi waktu dengan kelas 1," kata Suyoto.

Ada tiga angkatan kelas yang sementara "dikalahkan" untuk menyiasati kekurangan ruang kelas tersebut, yakni kelas 2 yang harus masuk siang setelah jam pelajaran kelas 1 usai yakni mulai pukul 09.30 WIB hingga 12.30 WIB, kelas 3 di bangunan semipermanen bekas rumah warga, dan kelas IV yang meminjam bekas kelas TK yang lokasinya satu kompleks dengan SDN 03 Mulyosari.

Menurut Suyoto, kelas 2 sebelumnya sempat berbagi ruangan dengan kelas 1 pada jam pelajaran yang sama namun kemudian diubah menjadi bergantian waktu karena dinilai tidak efektif untuk kegiatan belajar-mengajar (KBM).

"Jadi ruang kelas permanen kami prioritaskan untuk siswa kelas 5 dan 6 yang sudah mendekati masa ujian akhir sekolah, serta kelas 1 dan 2 yang baru awal masuk sehingga butuh perlakuan khusus," ujarnya.

Suyoto dan sejumlah guru SDN 03 Mulyosari, salah satunya Siti Rokayah, menuturkan bahwa penggunaan kelas darurat telah berlangsung selama enam tahun terakhir, tepatnya mulai tahun ajaran 2011/2012.

Ceritanya, kata Siti Rokayah yang merintis kelas baru di Dusun Beringin, Desa Mulyosari yang menjorok ke dalam di kaki lereng Gunung Wilis tersebut, mayoritas wali murid menghendaki aktivitas belajar-mengajar (KBM) SDN 03 Mulyosari yang sebelumnya satu kompleks dengan SDN 01 Mulyosari di Dusun Pabyongan dipindah ke Dusun Beringin.

Alasannya, mayoritas siswa SDN 03 Mulyosari berasal dari Dusun Beringin yang jaraknya cukup jauh jika harus menuju sekolah lama mereka di Dusun Pabyongan tersebut.

"Jarak siswa menuju sekolah dulu bisa sampai lima kilometer. Siswa bahkan harus berangkat pukul 05.00 WIB untuk sampai sekolah karena harus jalan kaki dengan medan yang naik turun agar sampai di sekolah sebelum pukul 07.00 WIB," kata Siti Rokayah.

Kendati menggunakan kelas darurat, Suyoto, Siti Rokayah maupun guru kelas 3, Andita Agustina mengaku aktivitas belajar-mengajar tetap berjalan normal.

Target kurikulum pelajaran juga selalu bisa mereka capai sesuai tanggung jawab jam mengajar.

"Namun memang kalau dari segi kenyamanannya tetap saja berbeda. Di kelas darurat konsentrasi sedikit berkurang karena kadang siswa lain suka mengintip dari luar, dan jika hujan juga kadang becek," ujar Andita yang guru tidak tetap di SDN 03 Mulyosari itu.

Beberapa siswa-siswi kelas 3 mengaku berharap sekolah mereka segera mendapat bantuan gedung untuk ruang kelas baru supaya kegiatan belajar-mengajar mereka bisa lebih nyaman.(*)
Video oleh: Destyan H Sujarwoko
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017