Tulungagung (Antara Jatim) - Satreskoba Polres Tulungagung, Jawa Timur, Selasa memusnahkan ribuan butir narkoba jenis pil koplo hasil ungkap perkara sejak 2016 hingga Agustus 2017.

Pemusnahan barang bukti narkoba itu dipimpin langsung Wakil Kapolres Tulungagung Kompol I Dewa Gde Juliana dan dihadiri perwakilan Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tulungagung serta Kejaksaan Negeri Tulungagung.

Prosesi pemusnahan barang bukti dilakukan sederhana, yakni dengan cara menghancurkan puluhan ribu butir pil koplo yang kasusnya telah dinyatakan inkrah (diputus pengadilan), dicampur air dalam dua unit mesin blender elektrik.

"Total ada 34.300 butir dobel L yang hari ini kami musnahkan," kata Wakapolres I Dewa Gde Juliana.

Ia mengatakan pemusnahan barang bukti hasil pengungkapan setahun terakhir itu tidak cukup banyak, lantaran sebagian barang bukti telah dihancurkan atau dimusnahkan dalam kesempatan sebelumnya.

"Ini merupakan (sisa) barang bukti yang kebetulan belum dimusnahkan, sehingga kami hancurkan hari ini bersamaan dengan gelaran pemusnahan barang bukti narkoba di polres-polres jajaran di seluruh Indonesia sebagaimana instruksi Kapolri," tuturnya.

Dewa Gde Juliana mengatakan kasus pil koplo atau dobel L masih menjadi varian narkoba paling banyak ditemukan dalam setiap operasi yang digelar Satnarkoba Polres Tulungagung maupun BNNK Tulungagung.

Ia menduga harga psikotropika ini yang murah dan terjangkau oleh masyarakat ekonomi kelas bawah, terutama kalangan pelajar dan remaja pengangguran membuat dobel L banyak diminati para pecandu.

"Apalagi dengan harga murah begitu efek yang ditimbulkan mungkin dirasakan sama," ucapnya,menganalisis.
    
Selain dobel L, polisi juga aktif melacak peredaran narkoba varian lain, seperti ganja dan sabu-sabu yang diduga intensitas peredarannya mulai meningkat.

"Kami sedang berkoordinasi dengan BNNK Tulungagung untuk mengungkap kasus sabu yang sempat terdeteksi. Beberapa waktu lalu jaringan pengedar narkoba jenis sabu ini sudah berhasil dibongkar, tapi informasinya masih ada jaringan lain dan kami sedang terus coba dalami itu," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017