Surabaya (Antara Jatim) – Sebanyak 264 guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) baik Geografi, Ekonomi, Sosiologi dan Sejarah, tingkat SMP di Surabaya mengikuti pelatihan guru terintegrasi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Minggu.

Ratusan guru itu nantinya selama satu bulan akan mengikuti pelatihan tiap akhir pekan untuk menambah kompetensi terkait setiap mata pelajaran komponen IPS.

Guru IPS SMPN 3 Surabaya Aji Suharko (52) mengikuti pelatihan dengan membawa modul pembelajaran IPS yang digunakannya selama ini. Menurutnya, untuk kembali belajar materi di luar disiplin ilmunya memang cukup susah. Hanya saja, karena telah sering ia lakukan, menjadi lebih mudah pemahamannya.

"Saya dasarnya guru Geografi, kalau belajar materi lain dalam IPS asal diseriusi ya tidak susah," kata dia usai mengikuti pre test yang dilakukan usai pembukaan pelatihan ini.

Hal serupa diungkapkan guru IPS SMPN 22 Surabaya, Ifa Tri Handayani (53). Dia mengatakan pelatihan yang pertama kali ia ikuti ini sangat membantu pengajaran yang dilakukannya. Ia menambahkan guru dengan usia tua belum tentu mumpuni dalam mengajar.

"Tambahan ilmu saja, senang sebenarnya. Karena saat tua belum tentu pintar apalagi anak sekarang lebih canggih. Perlu penyegaran terus kami para guru," ujar guru ekonomi ini.

Dosen Ekonomi Unesa, Jun Surjanti salah satu pengisi materi dalam pelatihan mengungkapkan terdapat indikator dalam ekonomi yang bisa diterapkan dalam IPS Terpadu. Ia memisalkan untuk materi ruang dan waktu, selain dipelajri geografi ruangannya, juga akan dipelajari perekonomian masyarakatnya.

"Jadi bagaimana menerapkan materi ekonomi dalam materi IPS. Bagaimana guru bisa menyikapi kegiatan ekonomi dalam suatu interaksi sosial," tuturnya.

Sementara itu Kepala Bidang Guru Ketenagakerjaan (GTK) Dinas Pendidikan Kota Surabaya Mamik Suparmi menjelaskan peningkatan kompetensi guru ini dilakukan agar guru IPS mampu menerapkan pengajaran sepenuhnya. Apalagi para guru tidak semuanya linier dengan mata pelajaran di dalam IPS.

"Mereka latar belakangnya dari berbagai jurusan, tetapi harus mengajar IPS. Jadi guru yang geografi harus menguasai Sosiologi, Ekonomi dan Sejarah. Guru dari bidang lain juga demikian," kata Mamik.

Menurutnya, pelatihan ini akan dilakukan berkala untuk guru-guru lainnya. Sebelumnya sudah dilakukan untuk guru MIPA dan Bahasa. Berikutnya akan dilakukan PPKN tingkat SMP dan kemudian guru kelas SD.

"Setiap akhir pekan, mereka mengikuti pelatihan ini dengan diawali pretest. Setelah pelatihan usai juga ada post test untuk pelatihan," ujarnya.

Dia mengatakan untuk pelatihan kali ini dilakukan berdasarkan kurikulum 2013. Termasuk bagi guru sekolah baru yang mungkin masih menerapkan KTSP.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017