Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mendukung PLN membeli gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di daerahnya, karena akan meningkatkan pendapatan daerah dari perolehan dana bagi hasil (DBH) gas.

"Pemkab mendukung PLN membeli gas Jambaran-TBR, sebab akan meningkatkan pendapatan daerah penghasil melalui DBH gas," kata Kepala Badan Pendapatan Daerah Pemkab Bojonegoro Herry Sudjarwo, Kamis.

Ia menyatakan hal itu menanggapi adanya kesepakatan PLN untuk membeli gas Jambaran-TBR yang disampaikan Kementerian ESDM di Jakarta, pada 8 Agustus.

Penetapan harga gas Jambaran-TBR ke PLN Wilayah Gresik sebesar US$ 7,6 per MMBTU "flat" sepanjang kontrak, disampaikan di dalam Surat Menteri ESDM Nomor 5939/12/MEM.M/2017 tanggal 1 Agustus 2017.

Menurut dia, perolehan pendapatan daerah penghasil dari DBH gas besarnya mencapai 12 persen lebih besar dibandingkan DBH minyak yang hanya 6 persen.

Pembagian DBH gas mencapai 30 persen dengan rincian daerah penghasil 12 persen, kabupaten/kota di provinsi 12 persen dan provinsi 6 persen.

Sedangkan pembagian DBH minyak besarnya hanya 15 persen, dengan rincian daerah penghasil 6 persen, semua kabupaten/kota di provinsi daerah penghasil 6 persen dan provinsi 3 persen.

Selain itu "cost recovery" pengembangan lapangan gas Jambaran-TBR yang harus dibayar daerah penghasil lebih kecil dibandingkan dengan pengembangan proyek minyak Blok Cepu.

"Produksi gas akan menambahkan pendapatan daerah melalui DBH gas cukup besar dibandingkan pendapatan dari DBH minyak" katanya menegaskan.

Ia menjelaskan DBH migas dari produksi gas lapangan Jambaran-TBR dengan operator Pertamina EP Cepu (PEPC) baru akan diperoleh daerahnya pada 2019.

"Perkirakan perolehan DBH gas 2019 karena produksi gas Jambaran-TBR pada 2019," katanya menegaskan.

Pengembangan lapangan gas Jambaran-TBR di Bojonegoro dengan investasi sekitar US$ 1,5 miliar akan memproduksikan gas sebesar 330 MMSCFD dengan penjualan sebesar 172 MMSCFD selama 16 tahun.

Dari 172 MMSCFD pemanfaatan gas tersebut, 100 MMSCFD akan disalurkan ke PLN Wilayah Gresik dengan harga US$ 7,6 per MMBTU flat selama masa kontrak, dan 72 MMSCFD untuk industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Gas dari lapangan Jambaran Tiung Biru nantinya juga akan terkoneksi dengan pipa Gresik-Semarang sepanjang 267 km dengan diameter 28 inci. Pipa Gresik-Semarang dengan investasi sekitar US$ 515 juta direncanakan selesai pada 2018. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017