Kediri (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, Jawa Timur, mengadakan sensus lanjutan yang diambil lewat sampel usaha, setelah Sensus Ekonomi 2016.
     
"Sensus Ekonomi 201 itu hanya direktori saja, usaha per masing-masing kategori, nama, alamat, kerja sektor apa. Itulah yang diambil hasil sensus ekonomi, hasil listing," kata Kepala BPS Kota Kediri Ellyn T Brahmana di Kediri, Kamis.
      
Ia mengatakan, kegiatan sensus ekonomi lanjutan itu sangat penting. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui lebih detail terkait profil usaha, mengetahui daya saing bisnis, sampai mendapatkan struktur pengeluaran dan pendapatan dari kegiatan usaha atau perusahaan berskala mikro kecil serta menengah besar. 
     
Data BPS, menurut dia, selama ini menjadi rujukan. Untuk melengkapinya, dibutuhkan data lebih rinci, misalnya hingga pengeluaran, nama, modal, masalah opsi, pandangan terhadap kemungkinan perekonomian ke depan. Dengan data lebih rinci itu, BPS bisa mendapatkan gambaran detail terkait hasil sensus ekonomi. 
     
Ellyn mengatakan, salah satu kegiatan lanjutan Sensus Ekonomi 2016 di 2017 adalah pendataan usaha mikro kecil dan usaha menengah besar yang didapatkan dalam Sensus Ekonomi 2016 itu. Beberapa yang didata yaitu hasil listing dalam sensus ekonomi sebelumnya. 
     
Hasil listing Sensus Ekonomi 2016 Kota Kediri, terdapat kenaikan jumlah usaha, dimana pada Sensus Ekonomi 2006 hanya ada 33.411 uaha, naik menjadi 39.932 usaha dalam Sensus Ekonomi 2016. Dengan kenaikan itu, jumlah usaha nonpertanian itu meningkat hingga 19,95 persen dibanding Sensus Ekonomi 2006. 
     
Sejumlah pertanyaan pada pemilik usaha akan lebih didalami misalnya lebih detail terkait modal pembiayaan, tenaga kerja yang lebih detail sampai pendidikan di masing-masing tenaga kerja. Dengan itu, BPS bisa mendapatkan data lebih akurat terkait dengan profil usaha tersebut. 
     
Terkait pelaksanaan sensus ekonomi lanjutan tersebut, Ellyn menegaskan BPS tidak akan melakukan survei ulang atau pendataan ulang, melainkan hanya mengambil sampel usaha saja. Sampel tersebut juga diambil berdasarkan keputusan dari BPS pusat yang diteruskan ke BPS di daerah.     
     
"Bukan pendataan lagi, tapi sampel yang diambil dari listing lalu. Untuk jumlah sampel atau perusahaan apa yang akan disampel itu akan diperoleh dari pusat," katanya. 
     
Pelaksanaan pendataan survei ekonomi lanjutan itu rencananya akan dilakukan pada Agustus-september 2017. Usaha kecil mikro (UKM) dan usaha menengah besar (UMB) akan dilakukan survei lanjutan, menjadi responden. Ia berharap, kegiatan itu bisa berjalan dengan lancar.
     
Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan perkembangan perekonomian di Kota Kediri sudah menunjukkan lebih bagus. Dari hasil sensus ekonomi, untuk usaha kecil tersebar di seluruh daerah. Di Kecamatan Mojoroto hingga sekitar 14 ribu UKM, Kecamatan Kota hingga lebih dari 13 ribu usaha, Kecamatan Pesantren lebih dari 10 ribu usaha. 
     
Namun, Ia mengakui, dari tiga kecamatan itu, yang sebaran usahanya masih lebih sedikit adalah Kecamatan Pesantren. Untuk itu, ia membuat kebijakan ke depannya untuk sektor industri diarahkan ke Kecamatan Pesantren, sehingga perkembangan ekonomi pun bisa lebih merata.
     
"Nanti sektor industri diarahkan ke sana (Kecamatan Pesantren), karena masih tersedia lahan. Di Kediri ini memang ada usaha besar, namun kami juga harus buat agar tidak terlalu terpaku usaha besar melainkan usaha kecil menengah dan semua harus tumbuh. Usaha kecil ini juga bisa menyumbang sektor tenaga kerja," kata wali Kota. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017