Probolinggo (Antara Jatim) - Mahalnya harga garam dan cuaca ekstrem memicu kenaikan harga ikan asin di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur hingga mencapai 50 persen.

Salah seorang produsen ikan asin di Probolinggo, Juma'ah, Senin, mengatakan pihaknya terpaksa menaikkan harga jual ikan asin kepada pedagang karena harga garam menembus Rp5.000 per kilogram. 

"Dua pekan lalu, harga ikan asin kualitas sedang dijual seharga Rp30.000 per kilogram dan kini naik menjadi Rp45.000 per kilogram, sedangkan tingkat pengecer harga jualnya bisa mencapai Rp50.000 per kilogram," katanya.

Sedangkan ikan asin kualitas super yang sebelumnya Rp50.000 per kilogram menjadi Rp65.000 per kilogram.

Menurutnya kenaikan harga jual ikan asin itu disebabkan semakin meroketnya harga garam krosok/curah di tingkat petani yang mencapai Rp5.000 per kilogram, padahal beberapa pekan lalu garam krosok dijual seharga Rp3.000 – Rp3.500 per kilogram. 

"Biaya produksi kami naik. Apalagi gelombang laut sedang tinggi dan angin kencang, sehingga tangkapan ikan nelayan minim. Biasanya kami membeli ikan mentah Rp3.000 per kilogram, sekarang jadi Rp5.000 per kilogram," tuturnya.

Ia menjelaskan setiap 100 kilogram ikan mentah basah akan menghasilkan ikan asin seberat 20 kilogram saja, sehingga modal untuk membeli ikan sebesar Rp500.000 akan menghasilkan omzet penjualan sekitar Rp800.000.

"Itu lain biaya beli garam dan ongkos tukang becak (angkut). Setiap 100 kilogram dicampur dengan 30 kilogram garam, sehingga tambah biaya Rp150.000," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, Kabupaten Probolinggo sering turun hujan, sehingga pengeringan ikan asin yang biasanya selesai 1 hari, sekarang baru bisa kering antara 2-3 hari.

Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan industri pengolahan ikan asin di Kabupaten Probolinggo terdampak karena kenaikan harga garam.

"Sebenarnya dampaknya tidak begitu signifikan karena pengasinan ikan di Probolinggo hanya sekitar 30 persen saja dan pembelinya kurang suka. Berbeda dengan daerah lain yang pengasinannya mencapai 50 persen," tuturnya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017