Jakarta, (Antara) - Para purnawirawan TNI dan Polri menyampaikan sikap untuk terus mendukung Pancasila, sikap tersebut disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo.
"Jadi mohon bapak presiden dan bangsa Indonesia tidak usah ragu pada kami kami ini, TNI dan Polri dalam komitmen kaitannya terhadap Pancasila," kata Ketua umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri (Pepabri) Agum Gumelar di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
Agum Gumelar bersama sejumlah purnawirawan TNI/Polri lainnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo yang didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Para purnawirawan TNI/Polri itu adalah Jenderal TNI (Purn) Tri Sutrsino, Jenderal Pol (Purn) Awaloeddin Djamin, Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar, Laksamana TNI (Purn) Tanto Kuswanto, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Letjen TNI (Purn) Kiki Sahnakri selaku Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Laksamana Madya TNI (Purn) Djoko Sumaryono selaku Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Laut (PPAL).
Hadir juga Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto selaku Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Udara (PPAU), Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri selaku Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Polri, Komjen Pol (Purn) Yun Mulyana, Mayjen TNI (Purn) Akip Renatin, Marsekal Muda TNI (purn) FX Soejitno dan Djoko Saksono.
"Marga pertama Sapta Marga adalah kami warga negara kesatuan Indonesia yang bersendikan Pancasila. Marga kedua adalah Kami Patriot Indonesia mendukung serta membela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah," ungkap Agum.
Agum mengakui memang ada oknum TNI yang terpengaruh untuk tidak mengakui Pancasila lagi, namun jumlahnya tidak banyak.
"Memang diakui Pak Presiden, ada 1-2, 10-20 diantara kita yang terpengaruh dan kami akan berusaha supaya mereka kembali ke jalan yang benar dengan pedoman Sapta Marga. Saya mungkin bisa memberikan contoh. Pak Kiki Sahnakri pernah ada semacam teguran dari seorang senior, sesepuh, tegurannya 'Pak Kiki karena kita sudah mem-back up pemerintah waktu Menkopolhukam, Pak Kiki harusnya PPAD ini bersikap netral. Tapi alhamdulillah Pak kiki dengan tegas mengatakan, 'Oh tidak Pak, tidak boleh netral kalau Pancasila, kita harus membela Pancasila', itu salah satu contoh," ungkap Agum.
Laksamana Madya TNI (Purn) Djoko Sumaryono menyatakan bahwa PPAL pun mendukung program kemaritiman yang dibangun Presiden.
"Kami punya tradisi setiap ultah bulan agustus membuat maritim 'review', mengkaji kejadian di laut setahun lalu dicarikan solusi. Tahun ini kami fokus pada keselamatan di laut karena banyak kecelakaan di laut dan juga masalah 'ilegal fishing', masalah kesejahteraan nelayan dan diplomasi maritim, tata kelola, dan budaya maritim," tutur Djoko.
Ia pun akan menyerahkan review tersebut sebagai bentuk dukungan kepada program poros maritim Presiden Joko Widodo.
"Kami akan serahkan kepada bapak sebagai bentuk dukungan kami kepada program-program poros maritim bapak demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," ungkap Djoko.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Jadi mohon bapak presiden dan bangsa Indonesia tidak usah ragu pada kami kami ini, TNI dan Polri dalam komitmen kaitannya terhadap Pancasila," kata Ketua umum DPP Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI/Polri (Pepabri) Agum Gumelar di Istana Merdeka Jakarta, Selasa.
Agum Gumelar bersama sejumlah purnawirawan TNI/Polri lainnya bertemu dengan Presiden Joko Widodo yang didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Para purnawirawan TNI/Polri itu adalah Jenderal TNI (Purn) Tri Sutrsino, Jenderal Pol (Purn) Awaloeddin Djamin, Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar, Laksamana TNI (Purn) Tanto Kuswanto, Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, Letjen TNI (Purn) Kiki Sahnakri selaku Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Laksamana Madya TNI (Purn) Djoko Sumaryono selaku Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Laut (PPAL).
Hadir juga Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto selaku Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Udara (PPAU), Jenderal Pol (Purn) Bambang Hendarso Danuri selaku Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Polri, Komjen Pol (Purn) Yun Mulyana, Mayjen TNI (Purn) Akip Renatin, Marsekal Muda TNI (purn) FX Soejitno dan Djoko Saksono.
"Marga pertama Sapta Marga adalah kami warga negara kesatuan Indonesia yang bersendikan Pancasila. Marga kedua adalah Kami Patriot Indonesia mendukung serta membela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tidak mengenal menyerah," ungkap Agum.
Agum mengakui memang ada oknum TNI yang terpengaruh untuk tidak mengakui Pancasila lagi, namun jumlahnya tidak banyak.
"Memang diakui Pak Presiden, ada 1-2, 10-20 diantara kita yang terpengaruh dan kami akan berusaha supaya mereka kembali ke jalan yang benar dengan pedoman Sapta Marga. Saya mungkin bisa memberikan contoh. Pak Kiki Sahnakri pernah ada semacam teguran dari seorang senior, sesepuh, tegurannya 'Pak Kiki karena kita sudah mem-back up pemerintah waktu Menkopolhukam, Pak Kiki harusnya PPAD ini bersikap netral. Tapi alhamdulillah Pak kiki dengan tegas mengatakan, 'Oh tidak Pak, tidak boleh netral kalau Pancasila, kita harus membela Pancasila', itu salah satu contoh," ungkap Agum.
Laksamana Madya TNI (Purn) Djoko Sumaryono menyatakan bahwa PPAL pun mendukung program kemaritiman yang dibangun Presiden.
"Kami punya tradisi setiap ultah bulan agustus membuat maritim 'review', mengkaji kejadian di laut setahun lalu dicarikan solusi. Tahun ini kami fokus pada keselamatan di laut karena banyak kecelakaan di laut dan juga masalah 'ilegal fishing', masalah kesejahteraan nelayan dan diplomasi maritim, tata kelola, dan budaya maritim," tutur Djoko.
Ia pun akan menyerahkan review tersebut sebagai bentuk dukungan kepada program poros maritim Presiden Joko Widodo.
"Kami akan serahkan kepada bapak sebagai bentuk dukungan kami kepada program-program poros maritim bapak demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," ungkap Djoko.(*)
Video oleh: Desca Lidya Natalia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017