Pertamina-Petrochina Gelar Media Edukasi Wartawan Bojonegoro

Bojonegoro (Antara Jatim) - Joint Operating Body (JOB) Pertamina - PetroChina East Java (PPEJ) menggelar edukasi bagi wartawan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terkait pengembangan bisnis di luar profesi sebagai jurnalis, Selasa.

Humas SKK Migas Suhendra Atmaja ketika membuka edukasi media di Bojonegoro, menjelaskan peluang jurnalis untuk mengembangkan usaha diberbagai bidang lainnya sangat terbuka.

Ia menyebutkan seorang jurnalis bisa mengembangkan usaha pebisnis, dosen, politisi bahkan bisa mengembangkan usaha warung kopi.

Padahal, lanjut dia, kalau hanya bekerja sebagai wartawan sering menghadapi masalah kalau berita tidak dimuat sehingga tidak memperoleh penghasilan.

"Saya memiliki lima usaha warung kopi, dua diantaranya terpaksa saya tutup karena merugi.Tapi bukan berarti kita harus putus asa," kata pembicara Grenda Sri Bhisma yang juga seorang jurnalis di RCTI.

Yang jelas, menurut dia, dibutuhkan kreativitas misalnya dengan  mendengarkan musik dangdut 'koplo' di warung kopi.

"Memasang Wifi  di warung kopi tidak efektif karena pelanggan betah  tapi tingkat penjualan tidak besar," ucapnya.

Ia mengaku membuka warung kopi pada awalnya hanya untuk memperoleh penghasilan  tambahan di luar profesi wartawan.

"Hasilnya sangat istimewa. Warung kopi saya bisa tiga kali lipat dari warung kopi kecil yang penghasilannya Rp9 juta per bulan," kata dia, menjelaskan.

 Pada kesempatan itu, "Field Admin Superintendent" JOB PPEJ Akbar Pradima menjelaskan edukasi bagi wartawan yang digelar ini untuk memberikan nuansa yang berbeda dengan edukasi yang biasanya

dilaksanakan selalu di bidang jurnalistik.

"Edukasi media ini untuk membuka wawasan kepada wartawan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan di luar profesi sebagai wartawan," katanya menjelaskan.

Dalam edukasi yang diikuti puluhan wartawan  di Bojonegoro juga menampilkan nara sumber praktisi ekspor di Surabaya Bagus Andris Lesmana yang juga dosen luar biasa.

"Memang ada pendapat kalau ingin kaya jangan jadi wartawan tapi jadi pengusaha media," kata moderator edukasi media Dwi Eko Lokononto dari media online beritajatim.  (*)