Madiun (Antara Jatim) - Bagi wisatawan pecinta tempat rekreasi yang berkonsep lereng pegunungan, "Agrowisata Nongko Ijo" yang ada di Kabupaten Madiun, Jawa Timur dapat menjadi pilihan.

Hutan Wisata Nongko Ijo berada di Desa Kare, Kecamatan Kare. Lokasinya terdapat di hutan pinus milik lahan Perhutani yang berada di lereng Gunung Wilis, sekiar satu jam perjalanan dari pusat Kota Madiun.

Nama "nongko ijo" sendiri diambil dari cerita warga setempat, di mana dulunya saat ditanamnya pohon pinus di daerah tersebut terdapat pohon nangka hijau yang amat besar, sehingga masyarakat sekitar menyebutnya hutan pinus nongko ijo.

Di lokasi tersebut, pengunjung bisa menikmnati pemandangan hutan pinus yang sejuk, agrowisata petik kakao dan cengkih saat sedang musim, dan susur sungai atau tubing di Sungai Catur.

Juga terdapat area "spot" foto yang unik dan menarik. Serta beberapa rumah pohon, ayunan, hingga membuat suasana menjadi semakin asri dan santai.

"Meski baru dibuka sekitar satu tahun terakhir, Nongko Ijo sudah banyak dikunjungi wisatawan. Baik dari Madiun dan wilayah sekitar," ungkap pengelola Nongko Ijo, Endra Dwi Cahya.

Adapun para pengunjung rombongan keluarga, biasanya suka menikmati keasrian hutan pinus sambil makan bersama makanan yang banyak disediakan oleh warung dengan menu makanan khas desa.

Sedangkan bagi yang suka memacu adrenalin, pengunjung bisa menyusuri sungai atau tubing di Sungai Catur yang ada di kawasan tersebut.

Disediakan dua jalur untuk wahana tubing atau susur Sungai Catur. Yakni jalur panjang hingga 7 kilometer dan jalur pendek sekitar 2,5 kilometer.

"Untuk jalur panjang diperuntukkan bagi penikmat susur sungai yang menyukai arus deras dan ekstrem. Sedangkan jalur pendek dikhususkan bagi para pemula dan anak-anak. Keduanya sama-sama asyik," tutur Endra.

Ia menjelaskan, saat akhir pekan, jumlah pengunjung di Hutan Wisata Nongko Ijo bisa mencapai lebih dari 5.000 orang. Adapun para pengelola tempat wisata tersebut merupakan warga desa setempat yang dikaryakan untuk sadar akan potensi wisata di desanya.

Dijadikan Desa Wisata
Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun mulai serius mengembangkan potensi agrowisata daerahnya yang berada di lereng Gunung Wilis dengan konsep desa wisata. 

"Pengembangan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun serta agrowisata di lereng Gunung Wilis akan digarap serius. Itu menjadi salah satu program prioritas daerah Kabupaten Madiun tahun 2018 yang sudah dimulai di tahun ini," ujar Bupati Madiun Muhtarom.

Menurut dia, banyak wilayah desa di Kabupaten Madiun yang berada di lereng Gunung Wilis yang memiliki potensi wisata dan agrowisata yang dapat digarap. Di antaranya yang terdapat di Kecamatan Kare, Dagangan, dan juga Wungu.

Adapun konsep wisata yang akan dikembangkan di dearah tersebut adalah wisata alam dan desa wisata dengan melibatkan warga desa setempat sebagai pengelolanya yang wilayah desanya memiliki potensi.

Di antaranya yang saat ini mulai dikembangkan adalah wisata alam Air Terjun Seweru di Desa Kare, Kecamatan Kare; Air Terjun Denu di Desa Kepel, Kecamatan Kare; Air Terjun Seloaji di Desa Randualas, Kecamatan Kare; Air Terjun Coban Kromo di Desa Bodag, Kecamatan Kare; dan Air Terjun Banyu Lawe di Desa Kepel, Kecamatan Kare.

Selain itu juga pengembangan desa wisata di Desa Brumbun, Kecamatan Wungu; Agrowisata Kebun Kopi Kandangan di Kecamatan Kare, dan desa wisata serta agrowisata Nongko Ijo di Desa Kare, Kecamatan Kare.

"Pengembangan tersebut perlu dilakukan. Selain untuk mendongkrak tingkat kunjungan wisata dan pendapatan daerah, pengembangan potensi wisata tersebut juga untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa sekitar," kata Bupati. 

Sementara, pihak penglola sangat mendukung rencana Pemkab Madiun untuk mengembangkan hutan pinus Nongko Ijo menjadi objek wisata andalan. Sebab, sebagai lokasi yang baru buka, objek tersebut masih banyak butuh pembangunan untuk melengkapi fasilitas umumnya. 

"Pengembangan itu tentu saja dapat berdampak meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan secara umum di Kabupaten Madiun, dan Nongko Ijo pada khususnya," kata Endra. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017