Kediri (Antara Jatim) - Pagu sejumlah sekolah menengah atas dan kejuruan di Kota/Kabupaten Kediri, Jawa Timur, masih belum terpenuhi, sehingga masih ada kesempatan untuk calon pelajar mendaftar.

Ketua Koordinator PPDB Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Kabupaten/ Kota Kediri Yazid Bastomi, Kamis mengemukakan untuk penerimaan siswa baru melalui dalam jaringan dilakukan hingga Kamis dini hari pukul 00.00 WIB.

"Untuk di wilayah Kota Kediri terdapat tujuh sekolah dari delapan yang tadi belum memenuhi pagu. Sedangkan, yang SMK ada satu jurusan," katanya.

Begitu juga dengan di Kabupaten Kediri, terdapat sejumlah sekolah yang pagunya masih belum terpenuhi. Dari 14 SMA, terdapat lima sekolah yang pagunya masih kurang, dan untuk SMK dari enam sekola terdapat dua jurusan yang masih kurang.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Kabupaten/ Kota Kediri Trisilo Budi Prasetyo menambahkan untuk PPDB daring dilakukan selama tiga hari, mulai 3-6 Juli 2017. Seluruh sekolah baik SMA maupun SMK negeri di Kota/Kabupaten Kediri membuka program penerimaan daring tersebut.

Setelahnya, untuk pengumuman dilakukan pada 7 Juli dan pada 8 Juli untuk dafar ulang. Siswa diharapkan harus siap mental dan harus cermat memilih sekolah, sehingga biasa masuk di sekokalah yang dituju.

Selama proses PPDB lewat daring, setiap sekolah juga ditunjang dengan operator tersendiri. Selain itu, di cabang pun juga terdapat operator yang juga membawahi SMA dan SMK baik di wilayah Kota Kediri maupun di Kabupaten Kediri.

Trisilo menegaskan, selama proses PPDB daring, tidak ada permasalahan serius dan berjalan dengan baik. Sebelumnya, sudah dilakukan simulasi untuk PPDB pada 5-14 Juni 2017 dan sudah dilakukan sosialisasi ke seluruh sekolah, sehingga PPDB juga berjalan lancar.

Di Kota dan Kabupaten Kediri, dari 31 lembaga baik SMA/SMK pagu yang disiapkan sekitar 11 ribu siswa. Padahal, jumlah lulusan SMP sekitar 27 ribu, sehingga mereka harus mmeperebutkan jumlah pagu yang ada tersebut.

"Di seluruh Kabupaten/Kota Kediri, kurang lebih 11 ribu siswa dan sedangkan lulusan SMP Kabupaten/Kota Kediri sekitar 27 ribu, sehingga siswa-siswi yang lulus itu memperebutkan jumlah pagu sekitar 11 ribu. Nantinya, sisanya diharapkan bisa ditampung di lembaga swasta baik SMA maupun SMK," ujarnya.

Ia pun meminta agar siswa lebih mengutamakan mendaftarkan diri di sekolah terdekat, dengan harapan jika daftar peluang untuk bisa diterima lebih besar ketimbang di luar zona.

Ia menyebut, kebijakan adanya zona dilakukan sebagai upaya agar ke depan tidak ada sekolah favorit, sehingga kualitas pendidikan bisa merata.

Walaupun ada zona, untuk pelajar di luar daerah tetap ada kesempatan, yaitu 10 persen. 5 persen pelajar dengan Kartu Keluarga (KK) dan sekolah dari luar daerah, dan 5 persen lagi KK luar daerah namun sebelumnya telah bersekolah di daerah tersebut.

"Jadi, ini diharapkan nanti jangan berbondong-bondong, dimana pelajar kabupaten ingin ke kota dan ini harus ada pembatasan. Ke depan, masing-maisng sekolah untuk kualitas pendidikan sama, jangan sampai pelajar pintar dari kabupaten `Lari` ke kota, tapi tetap daftar di kabupaten," ujarnya.

Sementara itu, sejumlah wali murid mengaku agak khawatir jika anak mereka tidak diterima di sekolah pilihan pertama. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Santoso, wali murid. Ia mendaftarkan anaknya di SMA 2 Kediri, tapi tetap merasa masih khawatir.

"Jadi, ada selisih yang terlalu banyak di statistik dengan jumlah pendaftar. Jumlah nem anak saya juga mepet, jadi khawatirnya tidak masuk," kata pria asal Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini.

Untuk mendaftar sebelumnya sempat terjadi kesulitan. Awalnya, anaknya sudah mendaftarkan diri, namun statistik tidak bertambah. Ia akhirnya meminta anaknya daftar lagi, dan ternyata bisa.

Ia pun berharap dalam PPDB 2017 ini, bisa berjalan dengan lancar, dan tidak ada kendala dalam penerimaan. Ia pun berharap, anaknya bisa diterima di sekolah yang diinginkan anaknya. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017