Jember (Antara Jatim) - Kenaikan tarif listrik masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada bulan Juni 2017 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sehingga menyebabkan angka inflasi Jember pada bulan tersebut sebesar 0,44 persen.

"Tarif listrik kembali menjadi pemicu tertinggi inflasi untuk kesekian kalinya di Jember karena sebelumnya tarif listrik menjadi penyumbang tertinggi pada laju inflasi bulan Januari, Februari, April, dan Mei 2017," kata Kasi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Jember Candra Bhirawa saat menggelar pers release di Kantor BPS setempat, Senin.

Menurutnya kebijakan pemerintah menghapus subsidi tarif listrik golongan mampu tahap tiga pada golongan daya 900 VA mulai tanggal 1 Mei 2017, dari Rp1.034 naik menjadi Rp1.352 atau mengalami kenaikan sebesar 31 persen.

"Dampak kenaikkan tarif listrik menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Jember, yakni untuk pemakaian daya listrik 900 Volt Ampere bagi pelanggan listrik pascabayar," tuturnya.

Selain tarif listrik, lanjut dia, permintaan yang meningkat terhadap daging ayam ras, daging ayam kampung, dan kacang panjang menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah menyebabkan harga mengalami kenaikan dan mendorong terjadinya inflasi bulan Juni 2017 di Jember. 

"Kenaikan bahan bakar rumah tangga khususnya elpiji 3 kilogram terjadi pada 'H-3' hingga 'H-1' Lebaran karena permintaan yang meningkat dan massif untuk keperluan Lebaran menyebabkan kelangkaan persediaan di pedagang eceran, distribusi terlambat karena karyawan sudah mulai libur dan cuti bersama," katanya.

Dengan demikian, lanjutnya, beberapa pedagang eceran menaikkan harga elpiji 3 kg yang biasanya Rp15.000 menjadi Rp17.000, bahkan ada yang menjual dengan harga Rp20.000, sehingga mendorong terjadinya inflasi Jember.

Dari delapan Kota IHK di Provinsi Jawa Timur, semua kota/kabupaten mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Probolinggo sebesar 0,70 persen, diikuti Kota Madiun sebesar 0,68 persen, Kota Surabaya sebesar 0,52 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,47 persen, 

Kemudian Kota Kediri dan Kabupaten Jember masing-masing sebesar 0,44 persen, dan Kabupaten Sumenep sebesar 0,40 persen, serta inflasi terendah terjadi di Kota Malang sebesar 0,37 persen. 

"Pada bulan Juni 2017, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,49 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,69 persen, sehingga angka inflasi Jember masih di bawah Jatim dan nasional," ujarnya, menambahkan.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017