Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memastikan telah mengambil sampel sisa makanan serta tinja korban keracunan masal yang dialami pembeli makanan olahan mi bakso di sebuah warung Kecamatan Kauman, Tulungagung, Kamis (29/6).
"Petugas kami di lapangan sudah mengambil sampel di warung 'miso' (mi bakso) yang berada di utara, juga yang di selatan, karena pasien mengaku ada yang makan di situ dan mengalami gejala yang serupa," kata Kepala Puskesmas Kauman dr Aris Setiawan di Tulungagung, Sabtu.
Aris mengaku masih belum mengetahui penyebab pasti keracunan, karena sampel masih dalam proses cek di laboratorium.
Namun ia menduga penyebabnya mengarah ke bakteri e-coli, karena, pasien mengalami gejala seperti diare dan pusing.
"Kami belum bisa memastikan benar disebabkan bakteri tersebut atau bukan karena sampel baru diketahui dua pekan lagi," ujarnya.
Dari data terakhir yang dia terima, ada puluhan pasien yang masih dirawat beberapa puskesmas di Tulungagung maupun di rumah sakit umum.
Dengan rincian, enam pasien dirawat di Puskesmas Kauman, lima pasien dirawat di Puskesmas Gondang dan sembilan di RSUD dr Iskak Tulungagung.
"Kalau lainnya masih belum dapat info lebih lanjut," katanya.
Atas kejadian tersebut, Aris akan lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan kepada para pelaku usaha makanan seperti warung-warung makanan siap saji atau lainnya yang masih belum maksimal karena banyaknya pelaku usaha di Kecamatan Kauman.
Meski begitu, pihaknya telah memberikan pengawasan serta pembinaan kepada sebagian yang lebih diprioritaskan pengawasan para pelaku usaha makanan, seperti penjual kue, penjual jajanan sekolah dan lainnya.
"Kami sebenarnya dalam pembinaan serta pengawasan itu, juga telah mewanti-wanti untuk lebih memprioritaskan kebersihan," kata Aris.
Selain ke pedagang makanan-minuman olahan maupun siap saji, Aris mengimbau kepada masyarakat untuk mawas diri, terutama untuk teliti memilih atau membeli makanan yang ada di luar yang higienis dan sehat.
"Jangan sembarangan membeli makanan," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasubbag Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Sriyono mengatakan, keracunan massal itu sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB), sehingga nantinya semua biaya pengobatan akan ditanggung pemerintah.
"Begitu kejadian ini diketahui, kami sudah langsung menginstruksikan kepada semua puskesmas faskes tingkat pertama untuk segera memberikan pertolongan kepada korban," kata Sriyono.
Lanjut dia, dinkes juga meminta setiap puskesmas dan faskes untuk melaporkan setiap temuan pasien dengan gejala yang sama, sebab para pasien berasal dari berbagai wilayah, mulai dari Kecamatan Gondang, Campurdarat, Kauman, dan Kecamatan Boyolangu.
KBO Reskrim Polres Tulungagung Iptu Hery Poerwanto mengatakan, polisi sudah mendatangi warung penjual mi ayam dan bakso yang diduga penyebab keracunan.
Selain mengambil sampel, petugas juga meminta warung tersebut tutup sementara. Harapannya agar tidak ada lagi korban lain.
"Kami tunggu dulu sampai hasil uji laboratorium keluar. Jika memang hasilnya negatif, nanti silakan berjualan lagi," ujar Hery.
Namun jika hasil uji laboratorium positif, maka pihaknya akan menindaklanjuti dengan penyelidikan. Selain itu, polisi juga sudah meminta keterangan sejumlah saksi serta para korban.
"Untuk sementara kami belum melakukan tindakan hukum, karena masih menuggu hasil uji laboratorium," kata Hery.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Petugas kami di lapangan sudah mengambil sampel di warung 'miso' (mi bakso) yang berada di utara, juga yang di selatan, karena pasien mengaku ada yang makan di situ dan mengalami gejala yang serupa," kata Kepala Puskesmas Kauman dr Aris Setiawan di Tulungagung, Sabtu.
Aris mengaku masih belum mengetahui penyebab pasti keracunan, karena sampel masih dalam proses cek di laboratorium.
Namun ia menduga penyebabnya mengarah ke bakteri e-coli, karena, pasien mengalami gejala seperti diare dan pusing.
"Kami belum bisa memastikan benar disebabkan bakteri tersebut atau bukan karena sampel baru diketahui dua pekan lagi," ujarnya.
Dari data terakhir yang dia terima, ada puluhan pasien yang masih dirawat beberapa puskesmas di Tulungagung maupun di rumah sakit umum.
Dengan rincian, enam pasien dirawat di Puskesmas Kauman, lima pasien dirawat di Puskesmas Gondang dan sembilan di RSUD dr Iskak Tulungagung.
"Kalau lainnya masih belum dapat info lebih lanjut," katanya.
Atas kejadian tersebut, Aris akan lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan kepada para pelaku usaha makanan seperti warung-warung makanan siap saji atau lainnya yang masih belum maksimal karena banyaknya pelaku usaha di Kecamatan Kauman.
Meski begitu, pihaknya telah memberikan pengawasan serta pembinaan kepada sebagian yang lebih diprioritaskan pengawasan para pelaku usaha makanan, seperti penjual kue, penjual jajanan sekolah dan lainnya.
"Kami sebenarnya dalam pembinaan serta pengawasan itu, juga telah mewanti-wanti untuk lebih memprioritaskan kebersihan," kata Aris.
Selain ke pedagang makanan-minuman olahan maupun siap saji, Aris mengimbau kepada masyarakat untuk mawas diri, terutama untuk teliti memilih atau membeli makanan yang ada di luar yang higienis dan sehat.
"Jangan sembarangan membeli makanan," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasubbag Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Sriyono mengatakan, keracunan massal itu sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB), sehingga nantinya semua biaya pengobatan akan ditanggung pemerintah.
"Begitu kejadian ini diketahui, kami sudah langsung menginstruksikan kepada semua puskesmas faskes tingkat pertama untuk segera memberikan pertolongan kepada korban," kata Sriyono.
Lanjut dia, dinkes juga meminta setiap puskesmas dan faskes untuk melaporkan setiap temuan pasien dengan gejala yang sama, sebab para pasien berasal dari berbagai wilayah, mulai dari Kecamatan Gondang, Campurdarat, Kauman, dan Kecamatan Boyolangu.
KBO Reskrim Polres Tulungagung Iptu Hery Poerwanto mengatakan, polisi sudah mendatangi warung penjual mi ayam dan bakso yang diduga penyebab keracunan.
Selain mengambil sampel, petugas juga meminta warung tersebut tutup sementara. Harapannya agar tidak ada lagi korban lain.
"Kami tunggu dulu sampai hasil uji laboratorium keluar. Jika memang hasilnya negatif, nanti silakan berjualan lagi," ujar Hery.
Namun jika hasil uji laboratorium positif, maka pihaknya akan menindaklanjuti dengan penyelidikan. Selain itu, polisi juga sudah meminta keterangan sejumlah saksi serta para korban.
"Untuk sementara kami belum melakukan tindakan hukum, karena masih menuggu hasil uji laboratorium," kata Hery.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017