Tulungagung (Antara Jatim) - Sedikitnya lima lembaga SMP negeri di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur masing-masing membuka kelas khusus untuk siswa yang memiliki bakat dan talenta di bidang seni budaya daerah.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung Suharno mengatakan kelas khusus dibuka untuk memandu bakat berkesenian calon peserta didik, terutama di bidang seni budaya daerah.

"Kelas khusus ini berbeda dengan jalur kompetensi. Tujuan dari pembukaan kelas ini adalah untuk melestarikan seni budaya daerah," kata Suharno menanggapi pertanyaan wartawan di Tulungagung, Senin.

Ia mengatakan, kelas khusus telah diuji coba di dua lembaga SMP negeri setempat, yakni di SMPN 2 Tulungagung dan SMPN 1 Ngunut.

Dan hasilnya, Suharno mengklaim program kelas khusus efektif dan bahkan bisa dibilang berhasil karena beberapa kali mewakili Tulungagung dalam perlombaan maupun kegiatan penting tingkat Jatim.

"Tahun ini coba dikembangkan ke tiga sekolah lain," ujarnya.

Tiga SMP negeri yang berencana mengadopsi program serupa masing-masing adalah SMPN 1 Tulungagung, SMPN 3 Tulungagung dan SMPN 1 Kauman.

Ditegaskannya, kelas khusus yang sudah berjalan dan akan terus dipertahankan mewadahi bakat dan minat di bidang kesenian tradisional.

"Pengajuan sudah disampaikan dan akan kami verifikasi secepatnya agar program bisa dimulai," ucap Suharno.

Senada, Sekretaris Dikpora Tulungagung Hariyo Dewanto mengatakan kelas khusus untuk mengawal prestasi siswa saat masih SD.

Kelas khusus ini kegiatannya akan berbeda dengan kelas reguler, misalnya, mereka sering meninggalkan sekolah untuk melaksanakan kegiatan mereka.

"Makanya mereka perlu dikumpulkan di kelas yang sama, agar tidak memicu rasa iri siswa yang lain. Saat para siswa di kelas khusus ini tidak masuk sekolah, yang lain bisa memahaminya," kata Yoyok.

Dijelaskan, kelas khusus menjadi tanggung jawab pihak sekolah, terutama menyangkut harus penyediaan guru pengajar, sampai fasilitas untuk peserta didik dengan bakat khusus ini.

Hal itu termasuk mengganti jam pelajaran, saat para siswa ada kegiatan di luar sekolah.

"Kalau kurikulumnya sebenarnya sama dengan kelas reguler. Tapi waktunya fleksibel, dan guru yang memastikan anak-anak ini tetap mendapat pelajaran," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala SMPN 2 Tulungagung Eko Purnomo mengatakan, kelas khusus di di tempatnya memang diperuntukkan hanya untuk siswa dengan bakat seni tradisional.

Dikatakannya, proses penerimaan siswa kelas khusus mealui seleksi piagam penghargaan serta tes praktik.

Sebab, kata dia, setiap calon peserta didik tidak diambil dari peserta tes akademik, melainkan dari ujian praktik kemampuan seni budaya daerah.

Dari seleksi peserta didik kelas khusus ini akan meliputi banyak keahlian, misal pedalang, keahlian bermain per alat musik tradisional, hingga menari dan menyanyi (sinden).

"Kalau jalur prestasi penjaringannya kan prestasi akademik dan nonakademik. Nonakademik biasanya olahraga, tidak menjurus pada seni tradisional," tutur Eko.

Hasil dari kelas khusus ini pun sudah bisa dirasakan. SMPN 2 Tulungagung kini mempunyai grup seni tradisional yang bisa dipentaskan sewaktu-waktu, misalnya, seni jaranan maupun reog kendang yang populer di Tulungagung.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017