Tulungagung  (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berencana meningkatkan atau menambah kuota penerimaan peserta didik baru dari jalur zonasi karena dinilai efektif bagi upaya pemerataan siswa di semua sekolah, baik sekolah unggulan maupun nonunggulan.
    
"Kami tidak melihat sisi negatif dari sistem zonasi ini sehingga tahun depan sangat mungkin kuotanya akan ditingkatkan," kata Kepala Dikpora Tulungagung Suharno di Tulungagung, Sabtu.
    
Ia tidak merinci berapa penambahan kuota dimaksud. Namun secara implisit, Suharno mengatakan penambahan kuota akan dilakukan secara bertahap sehingga akhirnya sesuai Peremndikbud nomor 17/2017 tentang PPDB yang mengamanahkan serapan siswa baru jalur zonasi mencapai 90 persen.
    
"Adaptasi akan terus dilakukan. Tapi rasanya penambahan kuota untuk tahun ajaran baru berikutnya tidak ada masalah, meski ada sebagian yang merasa tidak puas karena anaknya tidak bisa bersekolah di sekolah favorit/unggulan," katanya.
    
Selama pelaksanaan PPDB jalur zonasi yang berakhir Jumat (16/7) dan segera diumumkan secara daring pada Senin (19/6), Suharno memastikan semua berjalan lancar.
    
Menurut dia, saat ini lebih banyak siswa di sekitar sekolah yang tertampung di sekolah negeri terdekat, termasuk di sekolah-sekolah unggulan, karena diuntungkan dengan sistem zonasi yang tidak mengutamakan prestasi melainkan memprioritaskan faktor kedekatan lokasi rumah dengan sekolah.
    
"Kami ingin siswa yang jauh tidak harus di sekolah favorit tetapi beralih ke sekolah terdekat. Tapi mereka juga tetap masih diberi kesempatan melalui jalur prestasi/kompetensi serta bakat kesenian daerah di kelas khusus yang tersedia," ujarnya.
    
Apresiasi terhadap sistem zonasi diungkapkan Kepala SMPN 1 Besuki, salah satu sekolah pinggiran di pesisir selatan Kabupaten Tulungagung M Helmi yang menyatakan sistem zonasi menguntungkan bagi sekolah nonunggulan atau berada di wilayah pinggiran seperti di tempatnya mengajar.
    
"Sekarang siswa yang ada di sekitar SMPN 1 Besuki pada radius tertentu lebih memprioritaskan ke sekolah kami, karena peluang untuk sekolah favorit di SMPN 1 Bandung, misalnya, peluangnya lebih kecil dengan sistem zonasi yang diterapkan pemerintah," ujarnya.
    
Di SMPN 1 Besuki, Helmi mengatakan dari daya tampung (pagu) sebanyak 288 siswa untuk sembilan kelas, saat ini telah terdaftar sebanyak 225 calon peserta didik baru.
    
Jumlah itu meningkat dibanding periode tahun ajaran sebelumnya 2016/2017 yang tercatat sebanyak 185 siswa.
    
"Di sekolah kami jalur zonasi sudah diterapkan 90 persen," ujarnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017