Jakarta (Antara) - Pengiriman perawat lansia atau "caregiver" selama 2017 ke Taiwan akan dilakukan tanpa biaya oleh TKI karena akan ditanggung oleh pengguna.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, BNP2TKI menempatkan TKI ke Taiwan secara 'zero cost' alias tanpa biaya," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid dalam temu media di Jakarta, Senin.
Skema baru penempatan TKI ke Taiwan itu adalah untuk jabatan "caregiver" di rumah pasien dan calon TKI tidak perlu menanggung biaya penempatan yang sebelumnya ditanggung oleh TKI.
Komponen biaya yang ditanggung oleh pengguna itu akan meliputi biaya pelatihan, biaya agensi, biaya pembuatan kartu identitas (Alien Resident Certificate/ARC), pemeriksaan kesehatan dan asuransi.
Sedangkan waktu kerjanya adalah selama enam hari per pekan dan jika pada hari libur TKI diminta bekerja maka akan diberikan gaji harian.
Skema penempatan "zero cost" itu baru dilakukan bagi pengiriman 200 TKI pada 2017 meski Nusron mengaku akan memperjuangkan untuk melanjutkan skema yang akan menguntungkan TKI tersebut.
"Kami akan lakukan penekanan kebijakan ke pemerintah taiwan agar ada 'joint agreement' agar 100 persen 'zero cost'. Ini harus diperjuangkan," ujarnya.
BNP2TKI disebutnya akan melakukan pengawasan ketat di lapangan untuk memastikan bahwa perjanjian pengiriman TKI tanpa biaya itu benar-benar dilaksanakan dan tidak ada oknum yang melakukan pungli.
Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro mengatakan untuk tahap awal dibutuhkan tenaga "caregiver" sebanyak 200 perawat dengan besaran gaji yang diberikan sebesar 18.000 NT perbulan dan kontrak kerja tiga tahun.
Agusdin mengatakan kesepakatan itu terlaksana dengan kerja sama berbagai pihak antara lain KDEI, Kementerian Tenaga Kerja Taiwan, Walikota Taichung, TETO serta PPTKIS dan agensi di Taiwan.
"'Zero cost' terhadap TKI 'caregiver' di rumah pasien akan menjadi model yang diminati pengguna di Taiwan, bukan tidak mungkin dalam tahun ini juga permintaan akan bertambah," ujarnya.
Ia menambahkan peluang itu harus dapat diantisipasi oleh berbagai pihak untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang kompeten.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, BNP2TKI menempatkan TKI ke Taiwan secara 'zero cost' alias tanpa biaya," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid dalam temu media di Jakarta, Senin.
Skema baru penempatan TKI ke Taiwan itu adalah untuk jabatan "caregiver" di rumah pasien dan calon TKI tidak perlu menanggung biaya penempatan yang sebelumnya ditanggung oleh TKI.
Komponen biaya yang ditanggung oleh pengguna itu akan meliputi biaya pelatihan, biaya agensi, biaya pembuatan kartu identitas (Alien Resident Certificate/ARC), pemeriksaan kesehatan dan asuransi.
Sedangkan waktu kerjanya adalah selama enam hari per pekan dan jika pada hari libur TKI diminta bekerja maka akan diberikan gaji harian.
Skema penempatan "zero cost" itu baru dilakukan bagi pengiriman 200 TKI pada 2017 meski Nusron mengaku akan memperjuangkan untuk melanjutkan skema yang akan menguntungkan TKI tersebut.
"Kami akan lakukan penekanan kebijakan ke pemerintah taiwan agar ada 'joint agreement' agar 100 persen 'zero cost'. Ini harus diperjuangkan," ujarnya.
BNP2TKI disebutnya akan melakukan pengawasan ketat di lapangan untuk memastikan bahwa perjanjian pengiriman TKI tanpa biaya itu benar-benar dilaksanakan dan tidak ada oknum yang melakukan pungli.
Deputi Penempatan BNP2TKI Agusdin Subiantoro mengatakan untuk tahap awal dibutuhkan tenaga "caregiver" sebanyak 200 perawat dengan besaran gaji yang diberikan sebesar 18.000 NT perbulan dan kontrak kerja tiga tahun.
Agusdin mengatakan kesepakatan itu terlaksana dengan kerja sama berbagai pihak antara lain KDEI, Kementerian Tenaga Kerja Taiwan, Walikota Taichung, TETO serta PPTKIS dan agensi di Taiwan.
"'Zero cost' terhadap TKI 'caregiver' di rumah pasien akan menjadi model yang diminati pengguna di Taiwan, bukan tidak mungkin dalam tahun ini juga permintaan akan bertambah," ujarnya.
Ia menambahkan peluang itu harus dapat diantisipasi oleh berbagai pihak untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang kompeten.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017