Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro, Jawa Timur, tidak meminta tambahan armada lebaran gratis terutama untuk arus balik dari Bojonegoro-Surabaya, karena mempertimbangkan Terminal Rajekwesi merupakan terminal pemberangkatan.
"Kami tidak meminta tambahan armada bus terutama arus balik, sebab kalau ada tambahan maka bus reguler dari Bojonegoro-Surabaya penumpangnya akan berkurang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dishub Bojonegoro Sentot Sugeng W, di Bojonegoro, Minggu.
Oleh karena itu, menurut dia, jumlah armada bus arus balik gratis dari Bojonegoro-Surabaya bantuan Pemprov Jawa Timur, tetap dua bus sama dengan tahun lalu.
Begitu pula, lanjut dia, arus mudik dari Surabaya-Bojonegoro tetap lima bus sama dengan tahun lalu, karena pertimbangan jumlah arus mudik dengan bus tidak ada lonjakan yang sifnifikan.
"Untuk arus mudik gratis dari Surabaya ke berbagai daerah di Jawa Timur, ada 30 bus, di antaranya, lima bus ke Bojonegoro," ucapnya.
Ia membandingkan terminal di Ngawi, Lamongan, misalnya, merupakan terminal persinggahan sehingga kalau ada tambahan armada bus tidak terlalu menganggu armada bus yang berangkat reguler di terimal setempat.
"Tapi kalau di Terminal Rajekwesi ada armada bus gratis, ya jelas akan menganggu armada bus reguler," katanya.
Sesuai jadwal, lima armada bus arus balik gratis dari Surabaya-Bojonegoro akan berangkat pada 22-23 Juni dan dua armada bus arus balik berangkat dari Terminal Rajekwesi pada 28 Juni-2 Juli.
"Yang jelas untuk arus mudik Surabaya-Bojonegoro bisa mendaftar di Kantor Dinas Perhubungan Jawa Timur, dengan membawa pesyaratan kartu tanda penduduk (KTP) sejak 5 Juni," katanya.
Kepala Dishub Bojonegoro Iskandar, sebelumnya, menjelaskan pemkab dengan instansi terkait antara lain, kepolisian resor (polres), juga lainnya akan membahas angkutan lebaran tahun ini pada 8 Juni.
Berdasarkan survei tim dishub, kata dia, jalur jalan raya Bojonegoro-Surabaya, juga Bojonegoro-Padangan ke arah Ngawi, tidak ada masalah.
Tetapi, lanjut dia, di jalur jalan raya provinsi Bojonegoro-Nganjuk, terdapat jalan longsor di satu lokasi di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang. Di lokasi setempat jalur jalan yang longsor cukup panjang dengan lebar mencaplok separuh jalan.
"Kalau perbaikannya tidak permanen dengan membangun pelengsengan tetap rawan longsor, sebab lokasinya di tebing Waduk Pacal," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kami tidak meminta tambahan armada bus terutama arus balik, sebab kalau ada tambahan maka bus reguler dari Bojonegoro-Surabaya penumpangnya akan berkurang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dishub Bojonegoro Sentot Sugeng W, di Bojonegoro, Minggu.
Oleh karena itu, menurut dia, jumlah armada bus arus balik gratis dari Bojonegoro-Surabaya bantuan Pemprov Jawa Timur, tetap dua bus sama dengan tahun lalu.
Begitu pula, lanjut dia, arus mudik dari Surabaya-Bojonegoro tetap lima bus sama dengan tahun lalu, karena pertimbangan jumlah arus mudik dengan bus tidak ada lonjakan yang sifnifikan.
"Untuk arus mudik gratis dari Surabaya ke berbagai daerah di Jawa Timur, ada 30 bus, di antaranya, lima bus ke Bojonegoro," ucapnya.
Ia membandingkan terminal di Ngawi, Lamongan, misalnya, merupakan terminal persinggahan sehingga kalau ada tambahan armada bus tidak terlalu menganggu armada bus yang berangkat reguler di terimal setempat.
"Tapi kalau di Terminal Rajekwesi ada armada bus gratis, ya jelas akan menganggu armada bus reguler," katanya.
Sesuai jadwal, lima armada bus arus balik gratis dari Surabaya-Bojonegoro akan berangkat pada 22-23 Juni dan dua armada bus arus balik berangkat dari Terminal Rajekwesi pada 28 Juni-2 Juli.
"Yang jelas untuk arus mudik Surabaya-Bojonegoro bisa mendaftar di Kantor Dinas Perhubungan Jawa Timur, dengan membawa pesyaratan kartu tanda penduduk (KTP) sejak 5 Juni," katanya.
Kepala Dishub Bojonegoro Iskandar, sebelumnya, menjelaskan pemkab dengan instansi terkait antara lain, kepolisian resor (polres), juga lainnya akan membahas angkutan lebaran tahun ini pada 8 Juni.
Berdasarkan survei tim dishub, kata dia, jalur jalan raya Bojonegoro-Surabaya, juga Bojonegoro-Padangan ke arah Ngawi, tidak ada masalah.
Tetapi, lanjut dia, di jalur jalan raya provinsi Bojonegoro-Nganjuk, terdapat jalan longsor di satu lokasi di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang. Di lokasi setempat jalur jalan yang longsor cukup panjang dengan lebar mencaplok separuh jalan.
"Kalau perbaikannya tidak permanen dengan membangun pelengsengan tetap rawan longsor, sebab lokasinya di tebing Waduk Pacal," ucapnya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017