Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuka program studi (prodi) baru yakni teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang akan membuka pendaftaran melalui Program Kemitraan dan Mandiri (PKM) untuk tahun akademik 2017 mendatang.
Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTIF) ITS Agus Zainal Arifin saat melakukan sosialisasi awal prodi ini di kampus setempat, Senin mengatakan dengan dibukannya prodi TIK ini pihaknya berharap dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengatasi persoalan pada dunia teknologi informasi dan komunikasi.
"Saat ini ramai masalah "ransomware Wannacry". Dengan dibukannya prodi ini nantinya diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Selain itu, salah satu "output" yang ingin dilahirkan dari prodi ini adalah tenaga ahli di bidang keamanan cyber," katanya.
Dia menjelaskan, saat ini, pihak FTIF ITS telah menyelesaikan tahapan izin internal. Dimulai dari senat fakultas dan akademik dan rektorat. Kemudian, mengajukan surat permohonan BAN-PT.
"Setelah diajukan, kita menunggu dokumen izinnya turun," ujarnya.
Zainal berharap, izin ini bisa diberikan segera. Sehingga prodi ini bisa langsung diresmikan ketika mulainya pendaftaran PKM Mandiri di bulan September nanti.
Selain sebagai tenaga ahli di keamanan cyber, tambah dia, lulusannya juga diharapkan mampu menguasai perihal keamanan aplikasi, terutama sebagai integrator sistem dan tenaga ahli di layanan penyimpanan langit (cloud service).
"Dan juga menghadapi internet of things (IOT), seperti di Surabaya yang diaplikasikan dalam konsep smart city," papar Agus.
Selain ITS, Prodi TIK sudah ada di tujuh perguruan. Di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Sumatera Utara (USU) , Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Negeri Jember (Unej), Univeristas Udayana Denpasar, Bali, Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Telkom Bandung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTIF) ITS Agus Zainal Arifin saat melakukan sosialisasi awal prodi ini di kampus setempat, Senin mengatakan dengan dibukannya prodi TIK ini pihaknya berharap dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengatasi persoalan pada dunia teknologi informasi dan komunikasi.
"Saat ini ramai masalah "ransomware Wannacry". Dengan dibukannya prodi ini nantinya diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Selain itu, salah satu "output" yang ingin dilahirkan dari prodi ini adalah tenaga ahli di bidang keamanan cyber," katanya.
Dia menjelaskan, saat ini, pihak FTIF ITS telah menyelesaikan tahapan izin internal. Dimulai dari senat fakultas dan akademik dan rektorat. Kemudian, mengajukan surat permohonan BAN-PT.
"Setelah diajukan, kita menunggu dokumen izinnya turun," ujarnya.
Zainal berharap, izin ini bisa diberikan segera. Sehingga prodi ini bisa langsung diresmikan ketika mulainya pendaftaran PKM Mandiri di bulan September nanti.
Selain sebagai tenaga ahli di keamanan cyber, tambah dia, lulusannya juga diharapkan mampu menguasai perihal keamanan aplikasi, terutama sebagai integrator sistem dan tenaga ahli di layanan penyimpanan langit (cloud service).
"Dan juga menghadapi internet of things (IOT), seperti di Surabaya yang diaplikasikan dalam konsep smart city," papar Agus.
Selain ITS, Prodi TIK sudah ada di tujuh perguruan. Di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Sumatera Utara (USU) , Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Negeri Jember (Unej), Univeristas Udayana Denpasar, Bali, Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Telkom Bandung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017