Trenggalek (Antara Jatim) - Ikatan Ahli Geologi Indonesia atau IAGI sedang mempertimbangkan secara serius untuk menjadikan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, sebagai salah satu daerah yang menjadi kawasan laboratorium mitigasi bencana tanah gerak dan longsor.
    
"Pembahasan ini turut dipicu oleh mulai bermunculannya berbagai bencana geologi seperti tanah longsor di Ponorogo, Pacitan, Nganjuk, serta fenomena sumur amblas di Kediri," kata Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak di Trenggalek, Kamis usai melakukan pembicaraan intensif dengan jajaran pengurus IAGI di Jakarta, Rabu (10/5).

Emil dalam mengatakan, Trenggalek sejauh ini sudah merasakan langsung bagaimana peran keilmuan geologi dalam membantu pemetaan kawasan rawan bencana maupun upaya mitigasi yang dilakukan.

"Sangat diperlukan bukan hanya dalam perencanaan jangka panjang, tapi juga dalam tindakan jangka pendek seperti langkah pengurangan potensi peningkatan intensitas bencana semisal melalui penanganan darurat drainase, serta penentuan lokasi rawan bencana sebagai basis rencana evakuasi dan pemantauan periodik untuk menentukan tindakan pasca evakuasi," kata Emil.

Selain itu, sistem kesiagaan dan alat deteksi dini juga memerlukan keilmuan geologi, ujar Emil yang juga Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemkab Seluruh Indonesia (Apkasi).

Menurutnya, Trenggalek saat ini memang menjadi rujukan sebagai daerah yang proaktif dalam menggandeng pakar geologi untuk mitigasi bencana.

"Kami berharap rencana kerjasama itu bisa mengembangkan kerangka yang dapat menjadi rujukan agar pemerintah daerah tidak kebingungan melangkah ketika dihadapkan dengan risiko atau kejadian bencana tanah gerak dan longsor," kata Ketua Umum IAGI Sukmandaru Prihatmoko.

Selama kurun dua tahun terakhir, Bupati Trenggalek memang sudah beberapa kali diminta memaparkan strategi mitigasi bencana terstruktur di antaranya di forum internasional UGM dengan Pemerintah Selandia Baru, di Rakernas BNPB dan di hadapan wartawan se-Jawa Timur, serta di berbagai media elektronik.
    
Bupati Trenggalek berharap ke depannya ada suatu rujukan prosedur dan "best practice", baik dari sisi kelembagaan, anggaran dan kebijakan yang bisa dikembangkan dengan menggandeng pemerintah pusat.

Beberapa waktu lalu, IAGI yang turut menggandeng beberapa ahli geologi yang juga sedang terlibat kegiatan eksplorasi mineral di Trenggalek, sempat melakukan survei terhadap risiko longsor di ruas Trenggalek-Ponorogo.

Pemkab Trenggalek kemudian bergerak cepat menindaklanjuti rekomendasi IAGI, di antaranya yang bersifat darurat seperti pembenahan drainase dan penambalan retakan melalui koordinasi dengan Balai Besar Jalan Nasional.

Upaya proaktif mitigasi bencana jangka panjang juga dilakukan, seperti pengubahan fungsi lahan di Desa Gading yang berada di atas tebing, dari sawah basah menjadi tanaman tahunan.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017