Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berhasil menekan angka kelahiran di Kota Pahlawan itu melalui Keluarga Berencana Metode Operasi Pria (MOP)atau vasektomidan Metode Operasi Wanita (MOW)atau tubektomi.

"Banyaknya (MOP/MOW) yang dilakukan oleh bapak atau ibu-ibu berdampak pada jumah kependudukan di Surabaya. Angka kelahiran di Surabaya selama triwulan I (Januari-Maret 2017) mengalami penurunan," kata Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya Nanies Chairani di sela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Bappeko Surabaya, Jumat.

Artinya, lanjut dia, tingkat kelahiran di Surabaya berada di titik rendah dibanding tingkat provinsi maupun ansional, yakni 1,7 persen. Sedangkan tingkat Provinsi Jatim mencapai 1,9 persen dan nasional 2,6 persen. "Ini sangat rendah dibandingkan kota-kota lain yang ada di Indonesia," katanya.

Menurut dia, pada tahun ini Pemkot Surabaya menargetkan 600 akseptor KB. Masing-masing untuk MOW 500 akseptor dan MOP 100 akseptor. Sedangkan capaian saat ini, untuk MOW sekitar 25 persen dan MOP sekitar 75 persen.

"Sejak awal kami memang tidak menargetkan terlalu banyak ya, sebab kebanyakan dari pihak laki-laki menolak dengan alasan takut atau memang tidak mau menggunakan metode tersebut," kata Nanis.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Rumah Sakit Muji Rahayu. Dengan semakin banyak menggandeng RS akan mempermudah dan mempercepat pelayanan bagi warga yang ingin memasang alat kontrasepsi tersebut.

"Berkaca dari pengalaman tahun lalu, ada RS yang diajak kerja sama, namun tidak bisa melayani karena keterbatasan tim medis serta meningkatnya volume pasangan yang ingin mendaftar, akhirnya mereka enggan untuk diajak kerja sama kembali," kata Nanis.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menuturkan selain mensosialisasikan program KB dan pembangunan keluarga untuk meredam tingkat kelahiran agar pola kependudukan di Surabaya stabil, dirinya juga mengimbau agar seluruh elemen yang hadir mampu mencari, mengolah dan mendidik anak-anak dari segala lini, khususnya di bidang pendidikan dan pembinaan karakter.

"Saya kencang dalam hal ini agar tercipta generasi penerus yang berkualitas sehingga kelak kehidupan mereka bisa sejahtera dan yang paling penting, mampu menjadi tuan dan nyonya di rumahnya sendiri," kata Risma.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017