Pendidikan, bagi berbagai negara adalah tonggak peradaban mereka. Sejarah mencatat, Kawasan Arab atau Yunani kuno sebagai salah satu bangsa yang dapat membangun peradabannya, dikenang sampai saat ini karena mampu melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar.
Bangsa Eropa yang dulunya ketinggalan jauh dari Kawasan Arab dan Yunani merombak besar-besaran sistem pendidikannya hingga akhirnya menjadi negara-negara yang maju seperti saat ini. Pemerintah Indonesia sepertinya melakukan hal yang sama.
Beberapa kebijakan dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing generasi mudanya. Seperti halnya tidak lagi memakai nilai Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan dan merevitalisasi sekolah kejuruan.
Kebijakan itu tentu merupakan angin segar bagi pendidikan. Pemerintah sepertinya sudah mengetahui bahwa ada yang perlu dibenahi dengan sistem pendidikan yang ada. Anak-anak Indonesia seringkali berprestasi di ajang Olimpiade, tapi seketika hilang setelah itu.
Dengan tidak digunakannya UN sebagai penentu kelulusan, siswa tidak lagi takut menghadapinya dan sekolah pun tak perlu melakukan tindakan tidak sportif agar siswanya lulus 100 persen. Semangat kejujuran dan integritas diharapkan bisa tercipta dari UN .
Untuk pendidikan SMK, pemerintah berusaha merevitalisasi untuk meningkatkan daya saing lulusannya. Pemerintah juga mendorong orang tua untuk memasukkan anaknya ke SMK. Di negara maju, porsi sekolah kejuruan memang lebih besar dibanding sekolah umum. Di Jerman misalnya, anak muda lebih diarahkan masuk ke sekolah kejuruan agar nantinya langsung siap bersaing di dunia kerja.
Dengan berbagai kebijakan yang telah digulirkan, maka diharapkan pendidikan kita akan mampu menyusul ketertinggalannya dari negara maju lainnya. Bangsa Indonesia diharapkan bisa membangun peradaban yang akan dikenang dunia seperti halnya Yunani Kuno dan Kawasan Arab dengan pendidikan yang mengedapankan integritas dan kejujurannya. Selamat Hari Pendidikan Nasional...(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Bangsa Eropa yang dulunya ketinggalan jauh dari Kawasan Arab dan Yunani merombak besar-besaran sistem pendidikannya hingga akhirnya menjadi negara-negara yang maju seperti saat ini. Pemerintah Indonesia sepertinya melakukan hal yang sama.
Beberapa kebijakan dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan daya saing generasi mudanya. Seperti halnya tidak lagi memakai nilai Ujian Nasional (UN) sebagai penentu kelulusan dan merevitalisasi sekolah kejuruan.
Kebijakan itu tentu merupakan angin segar bagi pendidikan. Pemerintah sepertinya sudah mengetahui bahwa ada yang perlu dibenahi dengan sistem pendidikan yang ada. Anak-anak Indonesia seringkali berprestasi di ajang Olimpiade, tapi seketika hilang setelah itu.
Dengan tidak digunakannya UN sebagai penentu kelulusan, siswa tidak lagi takut menghadapinya dan sekolah pun tak perlu melakukan tindakan tidak sportif agar siswanya lulus 100 persen. Semangat kejujuran dan integritas diharapkan bisa tercipta dari UN .
Untuk pendidikan SMK, pemerintah berusaha merevitalisasi untuk meningkatkan daya saing lulusannya. Pemerintah juga mendorong orang tua untuk memasukkan anaknya ke SMK. Di negara maju, porsi sekolah kejuruan memang lebih besar dibanding sekolah umum. Di Jerman misalnya, anak muda lebih diarahkan masuk ke sekolah kejuruan agar nantinya langsung siap bersaing di dunia kerja.
Dengan berbagai kebijakan yang telah digulirkan, maka diharapkan pendidikan kita akan mampu menyusul ketertinggalannya dari negara maju lainnya. Bangsa Indonesia diharapkan bisa membangun peradaban yang akan dikenang dunia seperti halnya Yunani Kuno dan Kawasan Arab dengan pendidikan yang mengedapankan integritas dan kejujurannya. Selamat Hari Pendidikan Nasional...(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017