Gresik (Antara Jatim) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendorong perluasan penggunaan enzim di segala bidang di Indonesia, karena dapat menggantikan faktor bahan kimia pada sejumlah produk dan pembuangannya sangat ramah lingkungan.

"Kami sudah merintis sejak tahun 2012 dengan bekerja sama beberapa pihak, salah satunya Petrosida Gresik untuk membangun unit enzim pertama di Indonesia. Tujuannya untuk memberikan kontribusi produksi enzim nasional," kata Kepala BPPT Unggul Priyanto di Gresik, Jumat.

Unggul yang ditemui pada acara peresmian unit produksi enzim kawasan Bio Center PT Petrosida Gresik mengaku unit enzim yang telah diresmikan hari ini, diharapkan memperluas penggunaan enzim di Indonesia.

Ia mengaku, dengan adanya unit enzim di Indonesia dapat mendorong upaya kemandirian dalam memproduksi enzim nasional, sebab BPPT melalui Pusat Teknologi Bioindustri telah mengembangkan teknologi produksi enzim menggunakan sumber daya hayati lokal.

Unggul mengatakan, konsumsi enzim industri di Indonesia diperkirakan mencapai 2.500 ton dengan nilai impor sekitar 200 miliar pada tahun 2017, ditambah laju pertumbuhan volume rata-rata 5 persen sampai 7 persen per tahun. 

"Bioteknologi ini bisa dikembangkan lebih luas karena ramah lingkungan, dan telah dikerjasamakan dengan mitra industri pengguna enzim seperti PT Rajawali Tanjungsari untuk aplikasi protease di industri penyamakan kulit," katanya.

Unggul mengaku, BPPT juga telah mengembangkan enzim jenis xilanase yang merupakan enzim kedua untuk aplikasi di industri pulp dan kertas, dan dapat mengurangi konsumsi bahan kimia seperti peroxide dan chlorine yang berpotensi mencemari lingkungan. 

"Jenis enzim tersebut juga telah dipatenkan BPPT, dan dengan kapasitas 200 ton per tahun pada produksi unit enzim di Gresik diharapkan dapat memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan enzim untuk industri dengan harga yang lebih terjangkau," katanya.

Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir telah meresmikan unit produksi enzim berkapasitas 200 ton per tahun hasil pengembangan BPPT dan PT Petrosida Gresik ke skala komersial di Pabrik Petrosida, Gresik.

Nasir mengatakan penggunaan enzim yang berasal dari keanekaragaman hayati dapat menggantikan bahan kimia, sehingga ramah lingkungan.

"Penggunaan enzim sudah tentu juga akan berdampak pula pada limbah industri yang menjadi mudah terurai. Ini sangat penting karena selama ini banyak bahan kimia yang diproduksi," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017