Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan luapan Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, mulai surut dengan ketinggian di Bojonegoro 12,85 meter, Rabu pukul 08.00 WIB.

"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur akan terus surut, sebab di daerah hulu air semakin surut," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro Sulistyo, Rabu.

Sesuai data, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro sempat mencapai 13,10 meter (siaga hijau-II), sehari lalu.

Tetapi, tengah malam pukul 24.00 WIB, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro berangsur-angsur surut.

Begitu pula, ketinggian air di hilir Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, juga berangsur-angsur surut masing-masing 7,28 meter (hijau), 5,24 meter (kuning), 4,00 meter (hijau) dan 1,84 meter (hijau).

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, sebelumnya, menjelaskan BPBD akan mencabut status siaga bencana akhir April.

Oleh karena itu, menurut dia, BPBD tetap mewaspadai ancaman bencana, mulai luapan Bengawan Solo, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang, dengan menyediakan berbagai kebutuhan.

"Buktinya menjelang akhir April Bengawan Solo airnya masih meluap. Masa transisi dari musim hujan ke kemarau rawan terjadi angin kencang, juga tanah longsor," ujarnya.

Seorang warga Desa Kalisari, Kecamatan Baureno, Bojonegoro Chamdan, menjelaskan luapan Bengawan Solo di desanya tidak ada yang menggenangi pemukiman warga, juga jalan desa, tetapi hanya masuk ke persawahan.

"Persawahan di desa kami terendam air luapan Bengawan Solo, tetapi tidak ada tanaman padinya, karena petani baru akan persiapan tanam padi," jelas dia.

Hal senada disampaikan petani Desa Temu, Kecamatan Kanor, Hadi, yang wilayahnya juga menjadi langganan banjir Bengawan Solo.

"Petani membiarkan sawahnya bero. Petani akan kembali menanam padi setelah ancaman banjir reda sekitar Mei," kata dia. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017