Tulungagung (Antara Jatim) - Sebanyak 29 peserta ujian kejar paket C di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, absen mengikuti ujian kesetaraan karena memilih berangkat menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
    
Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tulungagung Hariyo Dewanto, Sabtu , mengungkapkan, ujian kesetaraan kejar paket C tahap 2 hanya diikuti 202 peserta yang digelar di beberapa pusat kegiatan belajar masyarakat.
    
"Sama seperti ujian kesetaraan tahap pertama yang digelar 15-16 April lalu, peserta tahap dua ini 202 dari total 231 peserta yang terdaftar. Sisanya 29 peserta absen ujian karena lebih dulu dipanggil PJTKI (pengerah jasa tenaga kerja Indonesia) untuk bekerja di luar negeri," katanya.
    
Dia menjelaskan, faktor yang mempengaruhi ketidakhadiran peserta program paket C adalah karena faktor pekerjaan.
    
Rata-rata mereka mendapatkan panggilan kerja ketika sudah mendaftarkan diri untuk ikut ujian, sehingga memilih pergi ke luar negeri atau menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) maupun Tenaga Kerja Wanita (TKW).  
    
"Mereka sudah daftar namun ketika pelaksanaan visa mereka sudah turun, sehingga tak bisa hadir," ujarnya.
    
Yoyok, panggilan Dewanto Wicaksono, mengatakan peserta ujian nasional kejar paket C memiliki latar belakang berbeda-beda, di antaranya buruh, ibu rumah tangga, hingga pegawai negeri.
    
Penyebab mereka belum memiliki ijazah SMA juga beragam, mulai karena DO (drop out), minder mengikuti pendidikan formal saat masih berusia remaja, hingga sibuk bekerja.
    
"Macam-macam. Namun yang dominan lebih karena drop out," katanya.
    
Senada, penyelenggara ujian nasional PKBM Alfa Salam Suprapto mengatakan UN kesetaraan kejar paket C yang digelar di SDN 1 Panjerejo, Kecamatan Rejotangan, berlangsung lancar.
    
Dari data ada 38 peserta yang terdaftar mengikuti ujian. Namun saat pelaksanaan yang hadir hanya 31 peserta, artinya ada tujuh yang absen mulai dari Sabtu (15/4).  
    
"Mereka tak hadir karena mendapatkan panggilan kerja lebih dulu," katanya.
    
Suprapto menjelaskan, alasan ketidakhadiran peserta karena sudah mendapatkan pekerjaan adalah hal yang lumrah.
    
Sebab, kebanyakan yang ikut paket C ini merupakan warga yang sudah bekerja dan ingin mendapatkan ijazah untuk kesetaraan.
    
"Jika nanti saat ujian tahap kedua yang dilaksanakan Oktober tetap tak bisa hadir maka bisa jadi dia tak bisa mendapatkan ijazah yang diinginkan alias tidak lulus," ujarnya.
    
Ujian nasional kesetaraan kejar paket C diselenggarakan dua tahap. Gelombang pertama digelar pada 15-16 April dengan mata ujian bahasa Indonesia, geografi, matematika, dan sosiologi.
    
Sementara gelombang dua digelar sepekan kemudian atau mulai Sabtu (22/4) hingga Minggu (23/4) dengan mata ujian bahasa Inggris, ekonomi dan terakhir PKN.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017