Tuban (Antara Jatim) - Kepolisian Resor (Polres) Tuban, Jawa Timur, masih menangani warga Desa
Suwalan, Kecamatan Jenu, yang trauma dengan dampak kejadian
pengerebekan enam terduga teroris dari anggota Jamaah Ansharut Daulah
(JAD) pada 8 April lalu.
"Penanganan warga yang mengalami trauma dengan mendatangkan psikiater dari Tuban, dua hari setelah kejadian," kata Kapolres Tuban AKBP Fadli Samad di Tuban, Jumat.
Ia menjelaskan warga di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, masih trauma dengan kejadian pengerebekan enam teroris anggota JAD di desanya, bahkan ada sepasang suami istri yang ketakutan setiap melihat orang berjenggot.
"Kalau memang belum membawa hasil akan kami datangkan psikiater dari Polda Jawa Timur," ucapnya menambahkan.
Menjawab pertanyaan, katanya, satu orang yang juga tertangkap diketahui bukan anggota terduga teroris, tetapi orang gila yang tidak ada hubungannya dengan teroris.
"Saya sempat khawatir ketika itu, karena saya kira ada warga yang meninggal terkena tembakan, sebab data awal hanya ada lima terduga teroris," ucapnya.
Polres, menurut dia, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten memberikan bantuan sarana produksi pertanian kepada salah satu warga di Desa Suwalan, yang tanaman jagung rusak ketika kejadian.
Bantuan yang diserahkan berupa benih jagung 10 kilogram, pupuk Urea 100 kilogram, pupuk Petroganik 100 kilogram, selain juga tambahan ganti rugi Rp2 juta.
"Kerusakan tanaman jagung milik Kasmin sekitar 2.000 meter persegi," jelas dia.
Dalam aksi perburuan tim gabungan Densus 88, Brimob Polda Jawa Timur, Polres dan Kodim Tuban, di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, di ladang jagung milik warga di desa setempat, enam terduga teroris tewas. Di lokasi pengerebekan di ladang jagung banyak warga yang bekerja di ladangnya, atau mengembalakan ternak.
Terduga teroris itu berkendaraan mobil warna putih Terios dengan Nomor Pol. H-9037-BZ karena dikejar petugas Polsek Jenu, kemudian menghentikan kendaraannya di tepi jalan raya pantura di Desa Beji, Kecamatan Jenu.
Sebelumnya, terduga teroris itu sempat mengeluarkan empat kali tembakan kepada dua petugas jaga di Pos Lantas Jati Peteng di Desa Sumurgeneng, juga di Kecamatgan Jenu, tetapi meleset. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Penanganan warga yang mengalami trauma dengan mendatangkan psikiater dari Tuban, dua hari setelah kejadian," kata Kapolres Tuban AKBP Fadli Samad di Tuban, Jumat.
Ia menjelaskan warga di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, masih trauma dengan kejadian pengerebekan enam teroris anggota JAD di desanya, bahkan ada sepasang suami istri yang ketakutan setiap melihat orang berjenggot.
"Kalau memang belum membawa hasil akan kami datangkan psikiater dari Polda Jawa Timur," ucapnya menambahkan.
Menjawab pertanyaan, katanya, satu orang yang juga tertangkap diketahui bukan anggota terduga teroris, tetapi orang gila yang tidak ada hubungannya dengan teroris.
"Saya sempat khawatir ketika itu, karena saya kira ada warga yang meninggal terkena tembakan, sebab data awal hanya ada lima terduga teroris," ucapnya.
Polres, menurut dia, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten memberikan bantuan sarana produksi pertanian kepada salah satu warga di Desa Suwalan, yang tanaman jagung rusak ketika kejadian.
Bantuan yang diserahkan berupa benih jagung 10 kilogram, pupuk Urea 100 kilogram, pupuk Petroganik 100 kilogram, selain juga tambahan ganti rugi Rp2 juta.
"Kerusakan tanaman jagung milik Kasmin sekitar 2.000 meter persegi," jelas dia.
Dalam aksi perburuan tim gabungan Densus 88, Brimob Polda Jawa Timur, Polres dan Kodim Tuban, di Desa Suwalan, Kecamatan Jenu, di ladang jagung milik warga di desa setempat, enam terduga teroris tewas. Di lokasi pengerebekan di ladang jagung banyak warga yang bekerja di ladangnya, atau mengembalakan ternak.
Terduga teroris itu berkendaraan mobil warna putih Terios dengan Nomor Pol. H-9037-BZ karena dikejar petugas Polsek Jenu, kemudian menghentikan kendaraannya di tepi jalan raya pantura di Desa Beji, Kecamatan Jenu.
Sebelumnya, terduga teroris itu sempat mengeluarkan empat kali tembakan kepada dua petugas jaga di Pos Lantas Jati Peteng di Desa Sumurgeneng, juga di Kecamatgan Jenu, tetapi meleset. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017