Surabaya (Antara Jatim) -  Salah satu perusahaan teknologi benih PT Monargo Kimia anak perusahaan Monsanto Indonesia berencana meningkatkan volume ekspor herbisida  (pembasmi gulma ) ke Australia tahun 2018, karena memprediksi volume ekspor sarana produksi pertanian tersebut akan tumbuh 80-100 persen.

Site Lead PT Monago Kimia Muhammad Zoel Akbar dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat mengatakan prediksi peningkatan itu karena adanya perundingan perjanjian kerja sama ekonomi menyeluruh antara Indonesia dan Australia (IA-CEPA), sehingga membuka peluang ekspor produk herbisida.

"Kementerian Luar Negeri optimis mampu menuntaskan semua butir negoisasi di akhir 2017 mendatang. Forum tersebut menjadi topik pertemuan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Australia Malcomm Turnbull di Sydney, Australia tanggal 26 Februari kemarin yang salah satu butir kesepakatannya adalah menghapus bea masuk herbisida dan pestisida," katanya.

Ia menyebut, Australia merupakan pasar ekspor utama produk herbisida, selain Jepang dan Korea Selatan, dan Australia mengambil porsi lebih dari 90 persen ekspor herbisida. 
 
Negara Benua Kangguru itu, kata dia, membutuhkan herbisida untuk menanggulangi gulma (rumput) sebagai salah satu organisme penganggu tanaman yang dapat merugikan karena dapat menyebabkan penurunan hasil panen. 

Selain itu gulma juga dapat menjadi tempat berlindung dan berkembangnya hama penyakit buat tanaman sehingga sangat penting untuk dikendalikan.
 
Menurut Akbar sebelum tahun 2014, ekspor herbisida ke Australia sempat tercatat hingga 9 juta liter dengan perolehan devisa 20 juta dolar AS. Namun dalam perjalanannya, Australia menerapkan pengenaan bea masuk 5 persen atas ekspor herbisida, sedangkan hambatan tarif ini tidak berlaku dengan Malaysia yang notabene merupakan sesama negara persemakmuran bekas koloni Inggris.
 
"Pengenaan tarif bea masuk 5 persen menyebabkan daya saing ekspor herbisida Indonesia menurun. Bahkan tahun 2016, volume ekspor herbisida Indonesia tergerus 50 persen atau hanya 4,5 juta liter dibandingkan ekspor sebelum di tahun 2014. Adapun tahun 2016 lalu, sedikit mengalami peningakatan menjadi 5 juta liter," ujar Akbar
 
Sementara untuk tahun 2017 ini, perusahaan mematok target volume ekspor Roundup Biactive cs setara dengan ekspor tahun lalu sebesar 5 juta liter. Karenanya dia berharap nota kesepahaman antara kedua Kepala Negara segara ditindakjuti dengan perumusan petunjuk teknis (juknis) sehingga dapat diimplementasikan.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017