Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat meluncurkan Satuan Tugas (Satgas)  Pemeriksaan Makanan Jajanan tak Beracun, Enak, Sehat, Aman dan Higienis (Paman Tak Resah) yang akan memastikan makanan yang dijual di lingkungan sekolah tidak mengandung zat berbahaya.

Menurut Anas, asupan makanan sehari-hari sangat berpengaruh pada kesehatan, khususnya pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.

"Bila anak-anak mengonsumsi jajanan tidak sehat yang mengandung bahan kimia yang berbahaya, ini tidak hanya bahaya bagi kesehatan fisik anak, namun juga akan mengancam tumbuh kembang otaknya," ujar Anas.

Karena itu, maraknya aneka jajanan yang kurang higienis di lingkungan sekolah menjadi perhatian Pemkab Banyuwangi.

Selama ini, Anas mengaku sering melihat banyaknya para penjaja aneka makanan di lingkungan. Sementara selama ini sekolah tidak mengontrol bahan-bahan makanan yang dipakai penjual.

"Untuk itu kami luncurkan Satgas Paman Tak Resah. Tugas Satgas akan memeriksa kandungan semua makanan yang dijual di dalam maupun luar sekolah," ujar Anas.

Saat ini tim itu sudah berjalan, misalnya, beberapa waktu lalu di Genteng Kulon, para penjual makanan yang biasa ada di sekitar sekolah sudah dikumpulkan oleh Puskesmas, dan langsung diberi materi oleh dokter setempat.

"Jadi ini tidak mematikan para penjual jajanan dengan melarang mereka berjualan, tapi kami mengedukasi agar menyajikan makanan yang sehat bagi anak-anak kita semua. Alhamdulillah respons mereka bagus. Saya yakin, justru dengan meningkatkan higienitas, justru jualan mereka tambah laris," tutur bupati berusia 43 tahun itu.

Satgas Paman Tak Resah dibentuk di seluruh sekolah se-Banyuwangi yang anggotanya terdiri atas kepala sekolah dan guru, komite sekolah, tenaga kesehatan puskesmas, dan perwakilan siswa.

"Kepala sekolah dan guru akan mendata semua pedagang yang berada di area sekolah, selanjutnya puskesmas mengambil sampel makanan para pedagang untuk diuji di laboratorium apa saja kandungannya," ucap politisi yang juga ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur itu.

Adapun perwakilan siswa tergabung dalam Inspektur Cilik yang secara langsung mengawasi jajanan teman-teman sebayanya. "Satgas Paman Tak Resah ini pengembangan dari program 'Inspektur Cilik' yang telah dibentuk di tingkat SD. Anak-anak yang terpilih ini telah dibekali berbagai pengetahuan sederhana untuk mengidentifikasi jajanan oleh puskesmas setempat," ujar Anas.

Anas mengharapkan kampanye perilaku hidup sehat dan bersih tersebut bisa diterapkan semua warga. ”Seberapa pun besarnya anggaran kesehatan pemerintah, jika masyarakat perilaku hidupnya tidak sehat, tidak akan cukup untuk memberikan pengobatan," tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan dr Widji Lestariono menambahkan, pemeriksaan jajanan akan dilakukan rutin di tiap sekolah dua bulan sekali. Apabila sampai ditemukan kandungan zat berbahaya, penjual diberi peringatan dan dilarang berjualan. Ada empat bahan berbahaya yang jadi perhatian, yaitu Rhodamin B (pewarna tekstil merah), Methanyl Yellow (pewarna tekstil kuning), boraks (pengenyal), dan formalin (pengawet).(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017