Ponorogo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mulai membangun rumah penampungan sementara untuk 19 keluarga pengungsi yang saat ini masih ditampung di rumah-rumah penduduk, di dua lokasi berbeda sampai bantuan rumah tinggal permanen didirikan.

"Hari ini stok material datang dan diharapkan besok pembangunan rumah relokasi sementara bisa dimulai," kata Dandim 0802 Letkol Inf Slamet Sardjianto dikonfirmasi di posko induk tanggap darurat bencana Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jumat.

Teknis pengerjaan pembangunan akan dilakukan secara bergotong-royong dengan melibatkan jaringan relawan yang datang membantu di lokasi bencana tanah longsor Desa Banaran.

Slamet memperkirakan pembangunan rumah relokasi sementara membutuhkan waktu antara dua hingga tiga hari, dengan setiap titik melibatkan sekitar 50 tenaga relawan.

"Lebih cepat lebih baik, supaya pengungsi bisa segera direlokasi di penampungan sementara," ucapnya.  

Dijelaskan, ada dua titik rumah relokasi sementara yang bakal dibangun di tanah warga yang telah disewa selama enam bulan dengan biaya kontrak Rp14 juta per lokasi/titik.

"Bangunan ini nanti diperkirakan berukuran 10 x 10 meter dengan luas kamar masing-masing keluarga mungkin sekitar 3 x 4 meter," tuturnya.

Dandim memastikan bangunan dibuat semipermanen, dengan diberi lantai disemen, namun dinding sebagian menggunakan material kayu.

Untuk rumah relokasi sementara di titik A yang ada di bawah direncanakan untuk sembilan keluarga sementara di atas yang berada di posko induk tanggap darurat bencana diproyeksikan untuk 10 keluarga.  

"Di bawah nanti dibangun dengan konstruksi sembilan kamar untuk sembilan KK yang dibuatkan masing-masing kamar terpisah ukuran 3 x 4 meter atau 4 x 4 meter dengan lima MCK (mandi cuci kakus). Sementara di atas dibuat 10 ruang untuk 10 KK dengan lima MCK dan satu atau dua dapur bersama," paparnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017