Ponorogo (Antara Jatim) - Sejumlah warga Desa Banaran,Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terpantau masih nekat melakukan aktivitas di ladang-ladang yang berada di zona merah yang diidentifikasi memiliki kerawanan tinggi bencana longsor.
    
"Tadi saat melakukan survei di sekitar tebing yang longsor kami masih melihat sejumlah warga sedang berladang. Kami langsung perintahkan untuk pulang karena itu masuk zona inti rawan longsor," kata Ketua Tim Tanggap Bencana Tanah Longsor Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Herry Purnomo saat meninjau lokasi bencana tanah longsor di Desa Banaran,  Kecamatan Pulung, Senin.
    
Menurut dia, fakta danya warga yang tetap bekerja di ladang meski lokasinya hanya berjarak kurang dari 100 meter dari titik tebing yang longsor menunjukkan masih rendahnya kesadaran penduduk atas potensi dan risiko bencana yang terjadi.
    
"Padahal hasil pantauan kami di kanan kiri tebing yang longsor itu muncul retakan baru, yang sebelah kanan hingga radius 100-an meter sementara ke kiri lebih pendek, tapi tetap saja itu berbahaya," katanya.
    
Herry memastikan seluruh kawasan lereng Gunung Gede dan sekitarnya di Desa Banaran masuk zona merah.
    
"Di zona merah tidak boleh lagi ada hunian ataupun kegiatan manusia, karena potensi longsor sangat tinggi," katanya.
    
Selain peladang, sejumlah warga beberapa kali terpantau melihat kondisi tebing yang longsor dari puncak Gunung Gede, persis di atas tebing/lereng yang longsor serta mengubur 35 KK dan 28 jiwa hidup-hidup.
    
Pihak tim SAR gabungan beberapa kali meneriaki warga dari titik nol lokasi longsor agar warga yang berada di sekitar zona merah atau puncak tebing yang longsor untuk menyingkir, namun warga lain silih-ganti melakukan hal yang sama.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017