Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengidentifikasi lima warganya yang positif terjangkit malaria dan berpotensi menular ke warga lain sehingga menjadi penyakit endemik kawasan.

"Hingga saat ini masih ada temuan penderita malaria yang semuanya rata-rata baru pulang atau berasal dari perantauan," kata Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Ana Saripah di Tulungagung, Jumat.

Ia merinci, lima penderita malaria tersebut masing-masing diidentifikasi sebagai perantauan dari Lampung satu orang, dari NTT satu orang, dari Papua dua orang dan Kalimantan Tengah satu orang.

Ditengarai, para penderita malaria tersebut sebelumnya bekerja di sektor perkebunan atau di dalam hutan yang menjadi sarang lokasi endemis malaria, seperti Kalimantan, Papua, Sumatera ataupun daerah lainnya.

"Warga yang bepergian ke lokasi endemis malaria dan tergigit nyamuk dan terinfeksi, maka akan menjadi penular," kata Ana.

Menurut penjelasan Ana, persebaran atau proses penularan malaria dari satu penderita ke penderita lain bisa semakin cepat jika kebersihan lingkungan tak terjaga serta mobilitas warga cukup tinggi.

Ia lalu mencontohkan dari mobilitas, dimana warga yang tertular malaria itu didapat dari tempat perantauan lalu sekembalinya ke daerah asal akan menularkan secara tidak langsung melalui gigitan nyamuk dari penderita ke calon-calon penderita lain.

Ana menjelaskan, parasit yang menjadi sebab malaria yakni plasmodium itu memiliki banyak jenis parasit.

Namun, yang teridentofikasi ada di Indonesia, khususnya di Tulungagung ada dua, yakni jenis "plasmodium falciparum" dan "plasmodium vivax".

Dalam banyak kasus, tutur Ana, penularan virus yang bisa menyebabkan kematian pada manusia ini melalui nyamuk malaria atau anopheles.

"Nyamuk anopheles ini mengigit pada malam hari. Dan dari gigitan itu yang membawa parasit masuk ke dalam aliran darah manusia," paparnya.

Selain melalui nyamuk, penyebaran penyakit malaria bisa terjadi melalui transfusi darah, atau bisa juga melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian.

"Untuk masa inkubasi sama seperti nyamuk demam berdarah, yakni 7-14 hari," katanya.

Kasi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung Didik Eka mengatakan, saat ini dinkes aktif melakukan pemantauan malaria dengan meminta bantuan beberapa warga sebagai petugas malaria desa (PMD).

"PMD ini ditempatkan di daerah pinggiran, karena nyamuk malaria jenis tersebut tumbuh di air payau," katanya.

Didik mengimbau kepada masyarakat yang baru saja dari luar Jawa kemudian merasa badannya panas, menggigil dan merasa nyeri di ulu hati harus segera berobat di puskesmas terdekat.

"Bagi warga yang merasa panas, menggigil dan nyeri di ulu hati segera diperiksakan. Apalagi obat kami berikan secara gratis. Sebab, penyakit ini bisa menyebabkan penderita mengalami syok hingga gagal ginjal kronik" kata Didik. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017