Jember (Antara Jatim) - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 Jember, Jawa Timur mengantisipasi bencana banjir yang merendam jalur rel kereta api di sepanjang Stasiun Pasuruan-Bangil dengan membangun "box culvert" atau gorong-gorong.
"Hari ini Direktur Prasarana PT KAI Bambang Eko Martono bersama jajaran mengecek proses pembangunan pembuatan 'box culvert' antara lintas Pasuruan-Bangil untuk mengantisipasi bencana banjir," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 9 Luqman Arif di Kabupaten Jember, Rabu.
Menurutnya operasional kereta api di wilayah Daop 9 sering terganggu akibat banjir yang terjadi di Kabupaten Pasuruan, sehingga menyebabkan jadwal perjalanan terganggu dan terkadang perjalanannya dibatalkan.
"Kejadian banjir tahun lalu diantara petak jalan antara Stasiun Pasuruan-Bangil yang sempat menyebabkan terputusnya jalur KA dan berhentinya operasional perjalanan kereta api selama 24 jam, sehingga diharapkan kejadian itu tidak terulang kembali tahun ini," katanya.
Ia menjelaskan PT KAI Daop 9 melakukan berbagai upaya untuk mencegah terganggunya perjalanan rangkaian kereta api akibat banjir tersebut di antaranya membuat rekayasa teknik dengan membangun lima saluran air baru (box culvert), sehingga aliran air menjadi lancar dan tidak menggenangi jalan rel kereta.
"Dari kelima 'box culvert' tersebut, tiga di antaranya telah selesai dibangun pada tahun 2016, satu lagi diselesaikan tahun ini, dan sisanya masih dalam progres. Kelima titik pembangunan gorong-gorong tepatnya di KM 58 + 490, KM 58 + 560, KM 58 + 630, KM 58 + 260, KM 58 + 145 yang semuanya sepanjang Stasiun Pasuruan hingga Bangil," tuturnya.
Luqman mengatakan Direktur Prasarana PT KAI Bambang Eko Martoyo bersama jajaran prasarana kantor pusat PT KAI juga mengecek langsung kondisi pekerjaan di daerah tersebut, sehingga diharapkan perjalanan kereta api tidak terganggu.
"Dengan telah dan sedang berlangsungnya pengerjaan 'box culvert' tersebut, diharapkan kejadian tahun lalu tidak terulang lagi pada masa sekarang mengingat curah hujan tahun ini masih cukup tinggi," ujarnya.
Selain membangun saluran box culvert, lanjut dia, PT KAI telah berkoordinasi dengan instansi terkait baik dengan Kotamadya Pasuruan maupun Provinsi Jawa Timur untuk mengatasi pendangkalan sungai di daerah tersebut.
Sebelumnya perjalanan KA Mutiara Timur malam jurusan Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya jurusan Surabaya-Banyuwangi, serta satu kereta barang terganggu karena banjir menggenangi rel kereta di Kabupaten Pasuruan, pada 11 Januari 2017.
Banjir yang menggenangi rel tersebut menyebabkan dua perjalanan KA penumpang dan satu KA barang terganggu akibat ditutupnya jalur tersebut yakni KA Mutiara Timur malam relasi Surabaya - Banyuwangi yang ditahan di stasiun Bangil Rabu (11/1) malam mulai pukul 22.59 WIB dan mengalami kelambatan 392 menit.
Kemudian pada 31 Januari 2017, banjir yang melanda Kabupaten Pasuruan juga menyebabkan rel kereta api di kilometer (KM) 58 + 1/3 antara Stasiun Pasuruan hingga Stasiun Bangil tergenang air dengan ketinggian mencapai 20 cm.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017