Trenggalek (Antara Jatim) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menggelar program jariyah buku dari masyarakat umum sebagai upaya melengkapi koleksi pustaka daerah yang sejauh ini masih minim.

"Dengan program ini, kami ingin menggalang sumbangan buku dari masyarakat," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Trenggalek Ahmadi di Trenggalek, Rabu.

Ia mengatakan, saat ini koleksi buku milik Perpustakaan Daerah Trenggalek baru sekitar 15 ribu eksemplar/koleksi.

Selain ragam koleksi masih terbatas dan pembaruan minim, Ahmadi mengatakan banyak koleksi buku yang sudah usang bahkan rusak.

Dampaknya, kata dia, minat baca masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan rendah.

"Koleksi buku yang minim menyebabkan kegiatan membaca yang ingin ditumbuhkembangkan tidak optimal," ucapnya.

Menurut Ahmadi, minat baca masyarakat di perpustakaan tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai, baik segi jumlah maupun kualitas bacaan.

"Pengadaan minim karena anggaran yang bersumber dari APBD juga terbatas. Tahun ini alokasinya ekitar Rp200 juta, sedikit lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya Rp100 jutaan," kata dia.

Untuk menyiasati, terobosan kebijakan yang dilakukan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Trenggalek kemudian menjalin kerjasama dengan perpustakaan Provinsi Jawa Timur dan Perpustakaan Nasional Bung Karno di Blitar.

"Kami juga menggalang sumbangan buku melalui program Jariyah buku tadi," imbuhnya.

Ahmadi menjelaskan, buku yang terkumpul hasil penggalangan dari masyarakat itu akan diseleksi ketat agar sesuai dengan kebutuhan baca masyarakat.

Setelah terkumpul, kata dia, koleksi pustaka hasil program jariyah buku tersebut sebagian akan ditempatkan di perpustakaan daerah dan sebagian launnya ke perpustakaan desa-desa, agar masyarakat pedesaan tidak harus ke kota untuk sekedar membaca koleksi pustaka milik perpustakaan daerah.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017