Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta Perguruan Tinggi Islam di Indonesia menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Islam Indonesia yang moderat dan dikenal oleh negara-negara di dunia.

"Saya minta para Perguruan Tinggi Islam dan juga sarjana-sarjana untuk menjaga keberagaman Islam sebagai bagian warna Islam di Indonesia supaya lebih dikenal oleh negara-negara di dunia," kata Lukman Hakim disela prosesi wisuda ke 78 Program Doktor, Magister dan Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya, Sabtu.

Sementara kepada wisudawan, Lukman menekankan supaya lulusan Uinsa mampu menjadi sarjana muslim Indonesia. Terlebih untuk menyikapi adanya hoax atau berita bohong akhir-akhir ini.

"Sekarang diperlukan kearifan lebih besar untuk merespon paham-paham keagamaan yang sejak dulu ada. Jangan saling menyalahkan, diperlukan kearifan," katanya..

Menurutnya, sekarang muncul upaya membesarkan paham yang mengesankan benar sendiri. Menyikapi hal ini, kata Lukman Hakim, penekanan pada kearifan lokal menjadi kunci.

"Islam di Indonesia memiliki kekhasan. Uinsa sendiri identik dengan Sunan Ampel dengan kearifan, khidmatnya," tuturnya.

Indonesia memiliki 17 ribu lebih pulau, ini membuat keberagaman. Menag berpesan supaya nilai-nilai Islam dijaga. "Kecenderungan kultural harus terus dikembangkan agar kecerdasan intelektual juga berkembang," ujarnya.

Menag meminta agar umat Islam di Indonesia menggunakan sudut pandang kebudayaan dalam melihat perbedaan pada pemahaman keagamaan, di samping pendekatan-pendekatan yang lain. Menurutnya, setiap perbedaan memiliki latar belakang dan konteksnya masing-masing.

Dia mencontohkan perbedaan pendapat dan sikap ulama dalam hal melindungi dan menjaga harkat dan martabat perempuan. Semua ulama dan umat Islam di Indonesia dan seluruh negara belahan dunia, sepakat bahwa perempuan harus dilindungi dan dijaga harkat dan martabatnya.

"Di sebagian negara Jazirah Arab, misalnya. Perempuan dilarang menyetir mobil. Jangan dilihat itu diskriminatif. Itu cara ulama di sana melindungi perempuan," tutur menag.

Sementara di Indonesia, kata dia, jangankan nyetir mobil, perempuan di sini boleh jadi hakim, bahkan jadi hakim pengadilan agama. "Itu sesuatu yang mungkin tidak terjadi di negara Arab. Itulah cara ulama-ulama kita dalam rangka menjaga derajat dan harkat perempuan," ucap Lukman.

Wisudawan dan wisudawati perguruan tinggi Islam, tambah Lukman, harus merawat kearifan yang telah dilakukan oleh Sunan Ampel dalam menyebarkan Islam di Nusantara.

Rektor Uinsa Prof Abdul A'la menambahkan, sarjana Muslim Indonesia selalu menebar toleransi. A'la juga meminta anak didiknya yang sudah lulus bisa bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat dan umat begitu terjun di dunia nyata.

"Anda sedikit dari yang bisa memperoleh pendidikan perguruan tinggi. Tolong Anda sebagai sarjana, jangan suka menjual 'hoax', jangan suka menyebar fitnah. Tapi juallah kualitas Anda," imubhnya. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017