Bojonegoro (Antara Jatim)  - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, mencanangkan gerakan percepatan "Open Defecation Free" (ODF) atau stop buang air sembarangan karena dari sekitar 8.600 desa/kelurahan di wilayahnya baru 2.720 desa "ODF".

"Percepatan `ODF` di seluruh desa/kelurahan di Jawa Timur tidak mungkin bisa terwujud kalau hanya dilakukan dinkes," kata Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Jawa Timur, Edy Basuki, di Bojonegoro, Selasa.

Tetapi, lanjut dia, membutuhkan dukungan berbagai pihak termasuk pemkab dengan jajarannya.

"Mendorong percepatan ODF harus dilakukan di berbagai kesempatan oleh jajaran pemkab, termasuk juga berbagai lapisan masyarakat," ucapnya, menegaskan.

Ia mengaku bersama dengan tim dinkes sudah bertemu dengan Bupati Bojonegoro Suyoto terkait percepatan desa/kelurahan "ODF".

Dalam pertemuan itu, menurut dia, Bupati Bojonegoro Suyoto mendukung percepatan ODF di semua desa/kelurahan di daerahnya dengan target sudah ODF pada 2018.

Sesuai data, di Bojonegoro dari 430 desa/kelurahan sampai sekarang ini baru 224 desa/kelurahan yang ODF. Dari 28 kecamatan yang sudah ODF yaitu Kecamatan Gayam, Kota, Dander dan Ngambon.

"Salah satu cara percepatan ODF yaitu mengalokasikan anggaran untuk pengadaan jamban melalui alokasi dana desa (ADD)," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Bojonegoro Ahmad Hernowo menegaskan.

Ia juga mengatakan Bupati Bojonegoro Suyoto juga akan melakukan evaluasi perkembangan ODF di semua kecamatan berdasarkan laporan dari camat di masing-masing di daerahnya.

Sesuai harapan Pemerintah, lanjut Edy, di seluruh Tanah Air semua desa/kelurahan harus ODF pada 2019, ucapnya menegaskan.

Sesuai harapan Pemerintah, lanjut Edy, di seluruh Tanah Air semua desa/kelurahan harus ODF pada 2019.

Lebih lanjut ia menjelaskan penyebab masih minimnya ODF desa/kelurahan di Jawa Timur, dipengaruhi kesadaran masyarakat yang masih kurang terkait kesehatan.

Adanya masyarakat yang buang air sembarangan sudah dilakukan turun temurun, sehingga tidak ada rasa bersalah. Selain itu, masyarakat masih belum mengutamakan membuat tempat buang air ketika membangun rumah.

"Yang penting untuk percepatan ODF harus menyadarkan kepada masyarakat bahwa buang air sembarangan itu salah karena bisa menimbulkan berbagai macam penyakit," ucapnya menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017