Tulungagung (Antara Jatim) - Produksi ikan lele di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalami penurunan sekitar 33 persen selama kurun 2016 dampak cuaca ekstrem yang menyebabkan hujan sepanjang tahun dan berlanjut hingga sekarang.
    
"Penurunan sangatlah dratis untuk tahun ini, karena dampak cuaca yang ekstrem setahun lalu banyak ikan yang mati," kata Kepala Dinas Perikanan Tulungagung Tatang Suhartono di Tulungagung, Selasa.
    
Pernyataan Tatang itu mengacu data produksi budidaya ikan lele selama kurun 2016 di wilayah tersebut yang tercatat sekitar 11.728,56 ton.
    
Jumlah atau volume itu jauh di bawah produksi ikan lele pada 2015 yang mencapai 18.134,92 ton.
    
"Kalau lesu (pasar) tidak juga. Karena sebenarnya pemasaran ikan lele mudah, dan yang datang ke Tulungagung banyak, dari berbagai daerah," katanya.
    
Tatang mengakui ada sebagian pembudidaya yang beralih dari budi daya lele ke ikan patin, namun menurutnya tidak banyak.
    
"Secara umum penurunan terjadi di seluruh daerah tidak hanya di Tulungagung," kata Tatang.
    
Berbeda dengan pernyataan pihak Dinas Perikanan Tulungagung, sejumlah pembudidaya di kawasan minapolitan ikan lele Desa Gondosuli mengatakan sebagian anggota mereka sudah mulai beralih ke budi daya ikan patin karena alasan penjualan yang lebih pasti.
    
"Pasokan ikan lele di pasaran itu seperti antrean yang panjang. Jadi yang pasok banyak, dari berbagai daerah. Kalau gilirannya panen dan kirim, ya harus segera kirim. Namun jika ditunda maka jatah pasokan sudah diisi orang lain. Jadi agak sedikit susah budidaya ikan lele," tutur Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Lele "Mekarsari" di Desa Gondosuli, Miskam.
    
Kendati belum banyak, Miskam mengatakan beberapa pembudidaya di daerahnya sedang melakukan percobaan beralih ke ikan patin dampak pasar ikan lele yang disebutnya mulai jenuh akibat pasokan berlebih dari berbagai daerah di Jatim maupun lainnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017