Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah pemukiman warga di Desa Banjarjo, Ndengok dan Kuncen di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur rawan longsor disebabkan lokasinya sudah berdekatan dengan tebing Bengawan Solo.

"Di tiga desa di wilayah kami itu ada tiga lokasi yang pemukiman warga sudah berdekatan dengan tebing Bengawan Solo," kata Kasi Trantib Kecamatan Padangan, Bojonegoro Dwi Edi Prasetyo, Jumat.

Menurut dia, tebing Bengawan Solo di tiga desa itu selalu rutin mengalami longsor setiap musim hujan.

"Longsornya tebing biasanya terjadi setelah banjir surut," ucapnya, menambahkan.

Ia menyebutkan sebuah rumah milik Maryoto di Desa Banjarjo, hari ini dirobohkan, karena hanya tinggal berjarak sekitar 0,5 meter dari tebing Bengawan Solo yang longsor sepanjang 25 meter.

"Maryoto dengan keluarganya sekarang ikut keluarganya. Di sekitar tebing yang longsor juga masihada dua rumah lagi yang rawan longsor," jelas dia.

Selain itu, lanjut dia, sejumlah rumah di Desa Ndengok dan Kuncen, juga sudah rawan longsor, bahkan ancaman longsor sudah pernah disampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

"Tahun lalu pemukiman warga yang terancam longsoran tebingan Bengawan Solo sudah saya laporkan ke BPBD," tuturnya.

Camat Padangan M. Farid mengaku belum tahu pasti jumlah pemukiman warga di wilayahnya yang rawan longsor karena lokasi dekat dengan tebing Bengawan Solo.

Tetapi, ia sudah meminta perangkat desa untuk melakukan pendataan dan mengambil tindakan yang diperlukan kalau memang diketahui ada rumah warga yang sudah kritis karena berdekatan dengan tebing Bengawan Solo.

"Seperti pagi tadi sebuah rumah di Desa Banjarjo, harus dirobohkan karena jaraknya hanya tinggal 0,5 meter dari tebing Bengawan Solo," ujarnya.

Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Yudi Hendro, sebelumnya, menjelaskan hujan telah mengakibatkan tanah longsor di sejumlah lokasi yang merusak infrastruktur, mulai jalan desa, jembatan, juga pemukiman warga.

Sesuai data, lanjut dia, hujan deras telah mengakibatkan jalan desa di Desa Kaliombo, Kecamatan Margomulyo, longsor sepanjang 80 meter.

Jalan desa yang longsor itu, lanjut dia, sudah dalam perbaikan dengan alokasi anggaran sebesar Rp146 juta.

Selain itu, juga tanah longsor di Desa Kalangan, Kecamatan Margomulyo dan Desa Njelu, Kecamatan Ngasem, yang mengancam badan jembatan dan jalan desa di Desa Kemiri, Kecamatan Malo.

"Proses perbaikan jalan longsor lainnya masih menunggu rencana anggaran biaya (RAB) yang disusun Dinas Pekerjaan Umum (DPU)," jelasnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017