Bojonegoro (Antara Jatim)- Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur meminta perusahaan migas di daerahnya tetap menggelar pelatihan tenaga kerja baik wira usaha maupun sertifikasi pada 2017.
"Kami tetap akan meminta perusahaan migas menggelar pelatihan tenaga kerja baik di bidang wira usaha maupun sertifikasi," kata Kasi Informasi Bursa Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bojonegoro Sugi Hartono, di Bojonegoro, Rabu.
Namun, pihaknya akan terlebih dulu mengkoordinasikan dengan dua perusahaan migas di daerahnya yaitu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Pertamina EP Cepu (PEPC) yang tahun lalu melaksankan pelatihan tenaga kerja.
"Koordinasi kami lakukan untuk menyesuaikan dengan program "Corporate Social Responsibility" (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dari migas itu," katanya, menjelaskan.
Namun, ia mengharapkan dua perusahaan itu tetap menggelar pelatihan tenaga kerja untuk bidang wira usaha dan sertifikasi seperti yang sudah berjalan tahun lalu.
"Program wira usaha dan sertifikasi itu sangat mendukung masyarakat untuk bisa meningkatkan keterampilannya," jelas dia.
Ia menyebutkan Pertamina EP Cepu tahun lalu memprogramkan empat paket pelatihan wira usaha yaitu kejuruan, teknik sablon, kerajinan tangan, dan pengelolaan hasil pertanian.
Di dalam pelatihan wira usaha itu, lanjut dia, diikuti 75 tenaga kerja yang berada di sekitar proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JBR) di Kecamatan Tambakrejo dan Ngasem.
"Kalau informasinya warga yang sudah memperoleh pelatihan sudah mulai bisa menjalankan keterampilan yang diperoleh untuk kegiatan ekonomi," ucapnya.
Selain itu, menurut dia, PEPC tahun lalu juga memiliki program sertifikasi pelatihan las yang diikuti 20 tenaga kerja dari Kecamatan Ngasem, Tambakrejo dan Purwosari, tetapi baru dilaksanakan 28 Februari lalu.
"Pelatihan sertifikasi las itu tidak bisa dilaksanakan tahun lalu, karena Pusdiklat Cepu, Jawa Tengah, sudah penuh menampung pelatihan tenaga kerja," tuturnya.
Ia mengaku tidak hapal jumlah tenaga kerja yang terlibat pelatihan tenaga kerja yang penah dilaksanakan EMCL tahun lalu."Saya tidak hapal tapi EMCL juga menggelar pelatihan tenaga kerja," ujarnya.
Mengenai perusahaan minyak Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ), kata dia, sudah memfokuskan pengembangan masyarakat di sekitar ring I lapangan minyak yang dikelola.
"JOB PPEJ juga menggelar pelatihan, tetapi lebih difokuskan kepada warga di sekitar ring I lapangan minyak Sukowati A dan B," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kami tetap akan meminta perusahaan migas menggelar pelatihan tenaga kerja baik di bidang wira usaha maupun sertifikasi," kata Kasi Informasi Bursa Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bojonegoro Sugi Hartono, di Bojonegoro, Rabu.
Namun, pihaknya akan terlebih dulu mengkoordinasikan dengan dua perusahaan migas di daerahnya yaitu ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Pertamina EP Cepu (PEPC) yang tahun lalu melaksankan pelatihan tenaga kerja.
"Koordinasi kami lakukan untuk menyesuaikan dengan program "Corporate Social Responsibility" (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dari migas itu," katanya, menjelaskan.
Namun, ia mengharapkan dua perusahaan itu tetap menggelar pelatihan tenaga kerja untuk bidang wira usaha dan sertifikasi seperti yang sudah berjalan tahun lalu.
"Program wira usaha dan sertifikasi itu sangat mendukung masyarakat untuk bisa meningkatkan keterampilannya," jelas dia.
Ia menyebutkan Pertamina EP Cepu tahun lalu memprogramkan empat paket pelatihan wira usaha yaitu kejuruan, teknik sablon, kerajinan tangan, dan pengelolaan hasil pertanian.
Di dalam pelatihan wira usaha itu, lanjut dia, diikuti 75 tenaga kerja yang berada di sekitar proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JBR) di Kecamatan Tambakrejo dan Ngasem.
"Kalau informasinya warga yang sudah memperoleh pelatihan sudah mulai bisa menjalankan keterampilan yang diperoleh untuk kegiatan ekonomi," ucapnya.
Selain itu, menurut dia, PEPC tahun lalu juga memiliki program sertifikasi pelatihan las yang diikuti 20 tenaga kerja dari Kecamatan Ngasem, Tambakrejo dan Purwosari, tetapi baru dilaksanakan 28 Februari lalu.
"Pelatihan sertifikasi las itu tidak bisa dilaksanakan tahun lalu, karena Pusdiklat Cepu, Jawa Tengah, sudah penuh menampung pelatihan tenaga kerja," tuturnya.
Ia mengaku tidak hapal jumlah tenaga kerja yang terlibat pelatihan tenaga kerja yang penah dilaksanakan EMCL tahun lalu."Saya tidak hapal tapi EMCL juga menggelar pelatihan tenaga kerja," ujarnya.
Mengenai perusahaan minyak Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ), kata dia, sudah memfokuskan pengembangan masyarakat di sekitar ring I lapangan minyak yang dikelola.
"JOB PPEJ juga menggelar pelatihan, tetapi lebih difokuskan kepada warga di sekitar ring I lapangan minyak Sukowati A dan B," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017