Jember (Antarajatim) - Kenaikan tarif listrik mendorong laju inflasi Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada bulan Februari 2017 sebesar 0,22 persen dengan inflasi tahun kalender 1,68 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,07 persen.

"Pengaruh kebijakan pemerintah menghapus subsidi tarif listrik pada golongan daya 900 Volt Ampere (VA) mulai 1 Januari 2017 berdampak pada kenaikan tarif listrik pada Februari 2017, terutama pada pelanggan pascabayar, sehingga memicu inflasi Jember menjadi 0,22 persen," kata Kasi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Candra Birawa di kantor BPS setempat, Rabu.

Jumlah pelanggan listrik golongan 900 VA pascabayar di Kabupaten Jember sebanyak 110.429 rumah tangga atau 19,29 persen dari jumlah pelanggan tarif rumah tangga sebanyak 572.430 rumah tangga.

"Selain tarif listrik, beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar dalam laju inflasi di Jember yakni tarif pulsa ponsel, rokok kretek filter, pemeliharaan atau service, bawang merah, jagung muda, sepeda motor, rokok keretek, emas perhiasan, dan bensin," katanya.

Tarif listrik merupakan pemicu inflasi urutan pertama di sejumlah daerah IHK di Jawa Timur seperti Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Sumenep, Kota Kediri, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Madiun, dan Jawa Timur, sedangkan Kota Surabaya urutan pertama pemicu inflasi tertinggi yakni cabai rawit.

"Tarif listrik di Jember persentase perubahan harga mencapai 7,27 persen dengan memberikan sumbangan inflasi pada bulan Februari 2017 sebesar 0,20 persen," tuturnya.

Menurutnya komoditas yang turut memicu terjadinya inflasi pada Februari 2017 adalah tarif pulsa ponsel yang mengalami kenaikan harga sebesar 3,35 persen pada tiga provider terbesar di Indonesia dengan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen.

"Komoditas penyumbang inflasi juga terjadi pada rokok kretek filter dan rokok kretek yang masing-masing naik sebesar 1,56 persen dan 1,69 persen seiring dengan kenaikan bea cukai rokok oleh pemerintah, sehingga para pelaku usaha rokok juga menaikkan harga rokok secara bertahap," ujarnya.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi di Jember yakni daging ayam ras, kacang panjang, sawi hijau, telur ayam ras, terong panjang, tomat sayur, kol putih, tongkol pindang, apel, dan tongkol.

Dari delapan kota IHK di Provinsi Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Kota Madiun sebesar 0,82 persen, diikuti Kota Kediri (0,70 persen), Kabupaten Sumenep (0,65 persen), Kabupaten Banyuwangi (0,35 persen), Kota Malang (0,24 persen), Kabupaten Jember (0,22 persen), Kota Surabaya (0,16 persen), dan inflasi terendah di Kota Probolinggo sebesar 0,13 persen.

"Jawa Timur pada Februari 2017 mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dan nasional 0,25 persen, sehingga laju inflasi Jember sebesar 0,22 persen masih lebih rendah dibandingkan inflasi Jatim dan nasional," katanya menambahkan.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017