Surabaya (Antara Jatim) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur meminta masyarakat melaporkan ke aparat jika mendapati makanan mencurigakan yang efeknya mempengaruhi kinerja pada otak, bahkan memabukkan.

"Ini untuk mengantisipasi masuknya narkoba jenis baru yang belum terdeteksi sehingga sangat diperlukan informasi dari masyarakat," ujar Kepala BNNP Jatim Brigadir Jenderal Polisi Fatkhur Rahman usai menemui Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf di Kantor Wagub di Surabaya, Senin.

Menurut dia, melihat tantangan dan kondisi bangsa yang terus memperihatinkan, terutama peredaran narkoba maka sinergitas yang telah terjalin harus diperkuat, terutama dengan pemerintah setempat.

Kejahatan narkoba, kata dia, semakin mengkhawatirkan dan terdapat 50 jenis narkoba baru dari sekitar 200 jenis narkoba yang ada saat ini.

Bedasarkan data dari BNN, Jatim berada pada urutan kedua bahaya narkoba di Indonesia, yaitu pengguna narkobanya sebesar 2,2 juta dari jumlah penduduk Jatim sebanyak 40 juta penduduk.

"Artinya ada 800-900 ribu pengguna aktif narkoba di Jatim, dan jumlah tersebut bisa bertambah di luar hasil penelitian oleh BNN, bahkan yang tidak terdeteksi bisa jadi dua kali lipat dari jumlah sekarang," ucapnya.

BNNP Jatim, lanjur dia, berkomitmen memberantasnya serta dibutuhkan kerja sama dari instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan setempat.

"Karena itulah kalau ditemukan makanan mencurigakan yang dampaknya seperti efek narkoba maka harus dilaporkan, kemudian ditindaklanjuti di Dinas Kesehatan dan BBPOM," kata jenderal bintang satu tersebut.

Tak itu saja, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan operasi-operasi pencegahan terhadap narkoba di berbagai daerah tanpa memberitahukan waktu serta kepastian pelaksanaan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menegaskan siap bekerja sama dengan BNNP untuk mencegah dan menanggulangi peredaran narkoba di wilayahnya.

Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengakui adanya peredaran narkoba yang masuk ke dunia pendidikan, bahkan pondok pesantren sehingga harus dilakukan upaya konkret agar generasi muda Jatim tak terjerumus ke narkoba.

"Pemprov Jatim sudah menyusun langkah-langkah konkret untuk mengajak semua pihak mulai dari pondok pesantren, sekolah, tokoh tokoh masyarakat, organisasi pemuda, pelajar untuk memperkuat pencegahan," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017