Jember (Antarajatim) - Institute for Democracy Enforcement, Empowering Civil Society and Public Policy Studies (Indeep) IKA PMII Jember memaparkan hasil penelitiannya tentang persepsi masyarakat terhadap kinerja Bupati dan Wakil Jember, Faida-A. Muqit Arief selama setahun.

"Riset ini dilakukan untuk mengukur persepsi masyarakat terhadap kinerja Bupati Faida dan Wakil Bupati A. Muqit Arief selama setahun menjabat sebagai kepala daerah di Kabupaten Jember," kata Direktur Indeep IKA PMII Jember Dr Alfian Futuhul Hadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.

Hasil penilaian responden terkait dengan relevansi arah kebijakan Bupati dengan kondisi Jember menyebutkan bahwa legislatif dan kelompok profesional menilai arah kebijakan Bupati tidak cocok atau tidak relevan dengan kondisi riil Jember meliputi sosial, ekonomi, politik dan kapasitas SDM Birokrasi Pemkab Jember.

"Bahkan dalam hasil survei atau wawancara dengan responden menyebutkan birokrasi dan politisi, serta perguruan tinggi ragu terhadap kesesuaian arah kebijakan Bupati Faida. Hanya dua kelompok yang menilai arah kebijakan Bupati sesuai dengan kondisi Jember," paparnya.

Sedangkan untuk relevansi program pembangunan yang dituangkan dalam APBD dengan visi-misi dan arah kebijakan menyebutkan hampir semua narasumber meragukan program pembangunan yang dituangkan dalam APBD mengarah pada pencapaian visi dan misi Bupati, bahkan legislatif, politisi partai politik, dan kelompok profesional menilainya hal itu tidak mampu mendukung pencapaian visi dan misi Bupati.

"Semua responden juga meragukan program pembangunan yang dituangkan dalam APBD realistis untuk dapat terlaksana baik dari sisi kemampuan APBD dan kapasitas birokrasi. Bahkan legislatif, dan politisi parpol menilainya tidak realistis, hanya birokrat yang sedikit memiliki optimisme," katanya.

Selain itu, kata dia, hampir semua responden meragukan kemampuan Bupati Faida dalam berkomunikasi membangun sinergitas dengan pemangku kepentingan. Bahkan, DPRD dan politisi partai politik menilai komunikasi yang dibangun Bupati cenderung destruktif.

Hasil penelitian Indeep IKA PMII dilakukan dengan cara survei dan wawancana yang melibatkan sebanyak 33 narasumber yang mewakili legislatif, politisi parpol, akademisi, birokrasi, organisasi masyarakat, kalangan profesional, dan perguruan tinggi yang dilakukan selama kurun waktu Januari-Februari 2017.

Ketua IKAPMII Jember Akhmad Taufik berharap hasil penelitian yang dilakukan secara independen dan objektif tersebut menjadi masukan Bupati Faida dan Wabup A. Muqit Arief dalam memperbaiki kinerjanya membangun Jember lebih baik.

"Pola komunikasi Bupati yang buruk itu tentu akan berdampak terhadap realisasi 22 program kerja yang dicanangkan dan hal itu menimbulkan kekecewaan terhadap masyarakat yang selama setahun ini menunggu kinerjanya, sehingga perlu ada perbaikan, agar masyarakat tidak hilang kepercayaan terhadap pemerintah," tuturnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Bupati Jember Faida menyambut baik hasil riset yang dilakukan oleh Indeep IKA PMII Jember karena hal tersebut menjadi satu penyemangat baginya dan Kyai Muqit untuk bekerja lebih baik.

"Sejatinya tolok ukur keberhasilan kinerja pemerintahan bukan pada tahun pertama karena tahun ini kami meletakkan satu pondasi perubahan dan tentu saja perubahan itu belum bisa dinikmati secara langsung, namun saya optimistis karena sudah berjalan sesuai dengan aturan dan masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan dalam waktu dekat," katanya.

Ia mengatakan APBD tahun 2017 tersebut murni yang dirancang dari awal oleh pemerintahan Faida-Muqit, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Kabupaten Jember.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017