Sumenep (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Sumenep, Jawa Timur, memastikan sosialisasi wawasan kebangsaan berhadiah sejumlah barang dengan simbol agama tertentu kepada siswa sekolah dasar (SD) setempat telah dihentikan.
"Kegiatan tersebut menimbulkan gejolak di masyarakat. Untuk menghindari hal-hal tak diinginkan, kegiatan itu tidak boleh dilanjutkan ke SD lainnya," ujar Kapolres Sumenep AKBP Joseph Ananta Pinora di Sumenep, Kamis.
Sebelumnya, pada Selasa (21/2), Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Sumenep bekerja sama dengan Yayasan Sejahtera Bangsa Mulia menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan di sejumlah SD di Kecamatan Manding dan Kota.
Di akhir acara, siswa SD yang menjadi peserta sosialisasi wawasan kebangsaan mendapat hadiah berupa sejumlah barang bersimbol agama tertentu yang tidak sama dengan agama para peserta kegiatan.
Hadiah tersebut memantik reaksi sejumlah elemen masyarakat di Sumenep, di antaranya Gerakan Umat Islam Sumenep, dan selanjutnya mereka meminta kegiatan tersebut dihentikan.
Rencananya, kegiatan itu akan digelar oleh penyelenggara selama tiga hari, yakni 21-23 Februari 2017, dengan sasaran siswa di sejumlah SD.
"Kami sudah meminta keterangan kepada perwakilan atau pengurus dua lembaga yang menjadi penyelenggara sosialisasi wawasan kebangsaan. Mereka memang menghentikan kegiatan tersebut," kata Pinora, menerangkan.
Selain itu, sejumlah barang yang sempat diberikan kepada para siswa di sejumlah SD sebagai hadiah setelah mengikuti sosialisasi wawasan kebangsaan, telah diamankan oleh polisi.
Para orang tua siswa SD yang menjadi peserta kegiatan tersebut memang keberatan anaknya menerima hadiah tersebut dan sebagian menyerahkannya ke polisi.
Pinora juga meminta pihak terkait di Pemkab Sumenep untuk melakukan seleksi dan pengecekan secara rinci atas permohonan adanya kegiatan yang diajukan oleh elemen masyarakat tertentu.
"Kejadian ini harus menjadi pelajaran sekaligus bahan introspeksi supaya tidak terulang lagi pada masa mendatang," katanya.
Sementara Ketua GP Ansor Sumenep, Muhri Zein meminta polisi untuk mengusut tuntas pelaksanaan sosialisasi wawasan kebangsaan yang berhadiah barang dengan simbol agama tertentu tersebut.
"Kami tidak ingin kejadian tersebut terulang lagi pada masa mendatang, karena bisa merusak hubungan antarumat beragama di Sumenep," katanya usai beraudensi dengan Kapolres Sumenep AKBP Joseph Ananta Pinora. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017