Tulungagung (Antara Jatim) - Robithah Ma'ahid Islamiyah Cabang Tulungagung, Jawa Timur menegaskan pentingnya peranan pondok pesantren di wilayah perdesaan dalam menjembatani pemberian layanan maupun penyadaran kesehatan masyarakat di sekitarnya, termasuk di kalangan santri-santriwati.
    
"Kalau di perkotaan tentu hal itu (kesehatan) tidak masalah. Tapi di pelosok, ponpes harus ambil bagian karena fasilitas layanan kesehatan tidak selalu ada," kata Ketua RMI Cabang Tulungagung Bagus Ahmadi di Tulungagung, Sabtu.
    
Menurut dia, penyadaran kesehatan lingkungan maupun kesehatan masyarakat tidak hanya dalam bentuk penyuluhan atau gotong-royong membersihkan lingkungan maupun perumahan di sekitar pondok.
    
Akan tetapi, kata Bagus, pengabdian bisa dilakukan langsung dengan melibatkan almamater ataupun jaringan santri yang melanjutkan studi atau sudah bekerja di sektor layanan kesehatan.
    
"Pengabdian masyarakat tentu juga bisa diwujudkan dengan menggelar kegiatan pengobatan gratis seperti RMI lakukan bekerjasama dengan pihak ketiga seperti hari ini kami gelar di Ponpes Al-Fallah di Desa Trenceng, Sumbergempol," katanya.
    
Menurut Bagus, kegiatan serupa sudah beberapa kali digelar, termasuk dengan unit kesehatan di bawah naungan PCNU Tulungagung, beberapa waktu lalu.
    
Namun ia mengakui aksi sosial belum bisa dilakukan RMI secara merata, mengingat jumlah ponpes di Tulungagung yang mencapai lebih dari 90 lembaga.
    
"Kami berharap inisiatif kegiatan kami bersama YBSI (Yayasan Bangun Sehat Indonesiaku) dan Djarum Foundation di Ponpes Al-Fallah maupun beberapa ponpes lain di Jatim bisa menginspirasi pihak-pihak lain untuk lebih mengoptimalkan peran dan partisipasi ponpes dalam pengabdian layanan kesehatan masyarakat sekitarnya," ujarnya.
    
Ketua YBSI dr Virly Mavitasari mengatakan faktor kesehatan lingkungan menjadi permasalahan yang kerap berdampak terhadap kesehatan masyarakat pedesaan, termasuk lingkungan sekitar pondok pesantren.
    
Tengara itu disampaikan dr Virly mengacu banyaknya kasus penyakit kulit yang dialami santri maupun masyarakat sekitar.
    
"Penyadaran harus disosialisasikan secara terus-menerus mereka memiliki kualitas lingkungan yang lebih baik," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017