Bojonegoro, (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyatakan Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, mulai Bojonegoro hingga Gresik, aman dengan ketinggian di bawah siaga banjir.
"Sepanjang di hulu tidak terjadi hujan maka kondisi Bengawan Solo di hilir Jatim aman, tidak terjadi banjir dalam beberapa hari ke depan," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan solo di Bojonegoro Budi Indro Sulistyo, Jumat.
Sesuai data, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro di bawah siaga banjir 11,56 meter (siaga I-13,00 meter), Jumat pukul 14.00 WIB.
Begitu pula di daerah hilirnya dalam waktu bersamaan juga di bawah siaga banjir mulai, Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 6,36 meter, 4,49 meter, 3,43 meter dan 1,47 meter.
Meski demikian, menurut dia, dibenarkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, pemantauan ketinggian air Bengawan Solo masih tetap dilakukan dengan pertimbangan masih musim hujan.
Apalagi, lanjut Andik, sesuai surat yang diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda, Surabaya, bahwa angin kencang disertai hujan deras yang terjadi beberapa hari lalu sampai 13 Februari.
Sesuai pemberitahuan yang diterima, katanya, terjadinya angin kencang disertai hujan deras, berdasarkan analisa medan angin (streamline) pada 6 Februari 2017 terdapat daerah pusat tekanan rendah di Samudera Hindia, sebelah barat benua Australia.
Adanya tekanan rendah itu mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin hingga mencapai 80 kilometer per jam dan gelombang laut tiinggi dengan ketinggian bisa mencapai 5 meter.
Oleh karena itu, BMKG meminta kewaspadaan di wilayah Jatim bagian utara, mulai Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Mojokerto dan Jombang, juga daerah lainnya di Jawa Timur.
"Angin kencang yang datang bersamaan hujan deras tidak hanya berpotensi menimbulkan banjir Bengawan Solo, dan banjir bandang, tetapi juga pemukiman rumah dan pohon roboh," tutur dia.
Ia menyebutkan angin kencang yang datang disertai dengan hujan deras yang terjadi dalam beberapa hari ini telah mengakibatkan sejumlah rumah porakporanda dan pohon tumbang.
"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian rumah roboh dan pohon tumbang," ucapnya.
Ia menambahkan BPBD meningkatkan kewaspadaan ancaman banjir bandang, disebabkan hujan deras di daerahnya dibandingkan dengan banjir luapan Bengawan Solo.
"Banjir luapan Bengawan Solo masih bisa diantisipasi karena kenaikannya tidak cepat, tetapi kalau banjir bandang daya rusaknya tinggi," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Sepanjang di hulu tidak terjadi hujan maka kondisi Bengawan Solo di hilir Jatim aman, tidak terjadi banjir dalam beberapa hari ke depan," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan solo di Bojonegoro Budi Indro Sulistyo, Jumat.
Sesuai data, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro di bawah siaga banjir 11,56 meter (siaga I-13,00 meter), Jumat pukul 14.00 WIB.
Begitu pula di daerah hilirnya dalam waktu bersamaan juga di bawah siaga banjir mulai, Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 6,36 meter, 4,49 meter, 3,43 meter dan 1,47 meter.
Meski demikian, menurut dia, dibenarkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, pemantauan ketinggian air Bengawan Solo masih tetap dilakukan dengan pertimbangan masih musim hujan.
Apalagi, lanjut Andik, sesuai surat yang diterima dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda, Surabaya, bahwa angin kencang disertai hujan deras yang terjadi beberapa hari lalu sampai 13 Februari.
Sesuai pemberitahuan yang diterima, katanya, terjadinya angin kencang disertai hujan deras, berdasarkan analisa medan angin (streamline) pada 6 Februari 2017 terdapat daerah pusat tekanan rendah di Samudera Hindia, sebelah barat benua Australia.
Adanya tekanan rendah itu mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin hingga mencapai 80 kilometer per jam dan gelombang laut tiinggi dengan ketinggian bisa mencapai 5 meter.
Oleh karena itu, BMKG meminta kewaspadaan di wilayah Jatim bagian utara, mulai Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Mojokerto dan Jombang, juga daerah lainnya di Jawa Timur.
"Angin kencang yang datang bersamaan hujan deras tidak hanya berpotensi menimbulkan banjir Bengawan Solo, dan banjir bandang, tetapi juga pemukiman rumah dan pohon roboh," tutur dia.
Ia menyebutkan angin kencang yang datang disertai dengan hujan deras yang terjadi dalam beberapa hari ini telah mengakibatkan sejumlah rumah porakporanda dan pohon tumbang.
"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian rumah roboh dan pohon tumbang," ucapnya.
Ia menambahkan BPBD meningkatkan kewaspadaan ancaman banjir bandang, disebabkan hujan deras di daerahnya dibandingkan dengan banjir luapan Bengawan Solo.
"Banjir luapan Bengawan Solo masih bisa diantisipasi karena kenaikannya tidak cepat, tetapi kalau banjir bandang daya rusaknya tinggi," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017