Kediri (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, menilai tren penyakit demam berdarah pada awal tahun 2017 turun ketimbang awal tahun 2016, yang diketahui dari jumlah pasien yang positif sakit demam berdarah.

"Tren demam berdarah sepertinya menurun. Pada Januari 2017 ini, ditemukan ada 19 penderita," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kediri Rizal Amin di Kediri, Rabu.

Ia mengungkapkan, pada Januari 2016, jumlah penderita demam berdarah yang terdata hingga 44 orang, Februari 2016 hingga 50 orang. Pada Maret 2016 juga masih tinggi mencapai 59 orang, April 2016 mencapai 38 orang.

Pihaknya menyebut, dari awal 2016 hingga akhir Desember 2016, terjadi kecenderungan penurunan pasien yang terkena demam berdarah ini. Pada Oktober 2016, sebanyak 13 pasien terkena, November 2016 ada 14 pasien, dan di Desember 2016 ada delapan pasien.

Walaupun ada kecenderungan terjadinya penuruan jumlah pasien demam berdarah, Rizal tetap meminta agar masyarakat waspada pada serangan nyamuk Aedes aegypti. Hal itu dilakukan, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya, penyakit itu terdata sepanjang tahun.

Menurut dia, nyamuk itu sangat suka berkembang biak di tempat yang jernih. Pada tahun lalu, hujan terjadi sepanjang tahun, yang memungkinkan nyamuk bisa leluasa berkembang biak.

"Kami minta warga tetap waspada, sebab kejadian demam berdarah sepanjang tahun teteap ada. Dulu rata-rata hanya 20-an kasus, sekarang bisa lebih," katanya.

Ia mengajak warga untuk menerapkan pola hidup sehat, dengan 3M plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur. Sedangkan, untuk plus adalah memanfaatkan beragam alat mencegah perkembangan demam berdarah, misalnya memanfaatkan obat nyamuk.

Ia juga menambahkan, permintaan akan pengasapan hingga saat ini memang terus ada. Pada Januari 2016, ada sekitar 30 permintaan dan dilakukan di lokasi yang terdapat warga terkena demam berdarah.

Namun, ia menekankan jika pengasapan atau "Fogging" itu tidak berarti bisa memusnahkan nyamuk, sebab yang mati hanya nyamuk dewasa dan jentiknya masih hidup. Untuk itu, ia tetap menekankan untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama dari berbagai tempat yang bisa menampung air bersih. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017