Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Akhmad Djupari mengatakan ribuan hektare tanaman padi di daerahnya diserang hama wereng batang coklat sehingga terancam mengalami penurunan produksi, bahkan gagal panen.
"Hama wereng batang coklat kami ketahui menyerang tanaman padi dengan usia mulai sepekan sampai 60 hari dengan luas sekitar 2.500 hektare, sejak sepekan lalu," kata dia, di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, tanaman padi yang diserang hama wereng batang coklat dengan luas sekitar 2.500 hektare cukup mengkhawatirkan, karena lokasinya hampir merata di daerahnya.
"Hampir semua kecamatan, mulai di Kecamatan Padangan, Balen, Sugihwaras, juga kecamatan lainnya diketahui ada tanaman padi yang diserang hama wereng batang coklat," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan hama wereng batang coklat itu harus bisa ditanggulangi, sebab kalau gagal akan menyerang tanaman padi lainnya.
Di daerahnya masih ada tanaman padi sekitar 17.000 hektare pada musim tanam (MT) I ini yang masih belum diserang hama wereng batang coklat.
"Kalau pembasmian hama wereng batang coklat terlambat bisa menyebar ke tanaman padi lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta para petani bersunguh-sunguh dalam membasmi serangan hama wereng batang coklat yang menyerang tanaman padi.
Karena, katanya, dinas pertanian sudah mendistribusikan 3.500 liter obat pembasmi hama wereng ke 20 kecamatan hasil bantuan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, pekan lalu.
"Petani masih bisa mengambil obat pembasmi hama wereng coklat di kantor dengan gratis. Kami masih memiliki persediaan obat pembasmi hama wereng 1.000 liter," kata dia.
Tidak hanya itu, dinas pertanian juga membagikan 200 alat untuk penyemprot hama wereng bantuan Kementerian Pertanian kepada petani di 10 kecamatan.
Yang jelas, menurut dia, usaha melakukan pembasmian hama wereng batang coklat itu sebagai usaha mengamankan produksi padi juga mengamankan agar petani di daerahnya tidak merugi yang disebabkan hama wereng batang coklat.
Ia mencontohkan serangan hama wereng batang coklat yang menyerang tanaman padi dengan luas sekitar 1.000 hektare yang panen Januari lalu telah mengakibatkan penurunan produksi sekitar 20 persen. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Hama wereng batang coklat kami ketahui menyerang tanaman padi dengan usia mulai sepekan sampai 60 hari dengan luas sekitar 2.500 hektare, sejak sepekan lalu," kata dia, di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, tanaman padi yang diserang hama wereng batang coklat dengan luas sekitar 2.500 hektare cukup mengkhawatirkan, karena lokasinya hampir merata di daerahnya.
"Hampir semua kecamatan, mulai di Kecamatan Padangan, Balen, Sugihwaras, juga kecamatan lainnya diketahui ada tanaman padi yang diserang hama wereng batang coklat," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan hama wereng batang coklat itu harus bisa ditanggulangi, sebab kalau gagal akan menyerang tanaman padi lainnya.
Di daerahnya masih ada tanaman padi sekitar 17.000 hektare pada musim tanam (MT) I ini yang masih belum diserang hama wereng batang coklat.
"Kalau pembasmian hama wereng batang coklat terlambat bisa menyebar ke tanaman padi lainnya," ujarnya.
Oleh karena itu, ia meminta para petani bersunguh-sunguh dalam membasmi serangan hama wereng batang coklat yang menyerang tanaman padi.
Karena, katanya, dinas pertanian sudah mendistribusikan 3.500 liter obat pembasmi hama wereng ke 20 kecamatan hasil bantuan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, pekan lalu.
"Petani masih bisa mengambil obat pembasmi hama wereng coklat di kantor dengan gratis. Kami masih memiliki persediaan obat pembasmi hama wereng 1.000 liter," kata dia.
Tidak hanya itu, dinas pertanian juga membagikan 200 alat untuk penyemprot hama wereng bantuan Kementerian Pertanian kepada petani di 10 kecamatan.
Yang jelas, menurut dia, usaha melakukan pembasmian hama wereng batang coklat itu sebagai usaha mengamankan produksi padi juga mengamankan agar petani di daerahnya tidak merugi yang disebabkan hama wereng batang coklat.
Ia mencontohkan serangan hama wereng batang coklat yang menyerang tanaman padi dengan luas sekitar 1.000 hektare yang panen Januari lalu telah mengakibatkan penurunan produksi sekitar 20 persen. (*)
Editor : Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017