Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 30 warga difabel di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memperoleh pelatihan keterampilan pengolahan makanan yang diprakarsai ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bekerja sama dengan Pusat Inkubasi Bisnis (PIB) dan Yayasan Difabel (YDKB), Rabu.
    
"Mereka (warga difabel) memperoleh pelatihan membuat produk olahan, mulai kue karamel, kue kering dan putri salju," kata salah seorang Petugas PIB Bojonegoro Arifin, di Balai Latihan Kerja (BLK) di Bojonegoro.
    
Ia mengharapkan dengan mengikuti pelatihan membuat makanan maka peserta bisa meningkatkan produktivitas di bidang usaha makanan yang sebelumnya mereka jalankan.
    
"EMCL tidak hanya memprakarsai pelatihan, tetapi juga memberikan peralatan berupa oven," katanya menambahkan.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan program PIB yang dilaksanakan itu merupakan rangkaian kegiatan pelatihan usaha produktif dengan dukungan EMCL.
    
Usaha produktif itu meliputi pelatihan produk olahan, pelatihan kewirausahaan, pelatihan usaha budidaya Jamur dan hortikultura, serta Pelatihan teknik intensifikasi lahan.      
    
"Sesuai target tahun ini akan ada 22 kelas," ucapnya menambahkan.
    
Kabid Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro Joko Santoso menyampaikan terima kasih kepada EMCL dan PIB Bojonegoro yang telah memberikan pelatihan kepada perkumpulan disabilitas.
    
"Pelatihan yang berjalan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap disabilitas yang ada di Bojonegoro," tandasnya.
    
Ia mengharapkan peserta bisa mengoptimalkan pelatihan yang sudah diperoleh sekaligus dipraktikkan menjadi usaha yang produktif, meskipun dalam keterbasan.
    
"Walaupun dengan keterbatasan kita tetap menggali potensi diri dan tetap semangat.Kami minta alat yg dberikan oleh EMCL bisa dimanfaat sebaik mungkin dijaga dan dirawat," tuturnya.
    
Ketua Paguyuban Difabel dari Yayasan Difabel Bojonegoro (YDKB). Sanawi menyatakan bangga bisa mendapat dukungan dalam kegiatan pelatihan yang diprakarsai EMCL.
    
Dengan demikian, lanjut dia, kaum difabel dengan segala keterbatasan tetap bisa berita usaha.
    
"Bagi kami ini modal hidup bermasyarakat. Orang akan berfikir sepuluh kali lipat untuk menghina kita, karena dengan keterbatasan yang kita miliki kita masih ada manfaatnya," kata dia menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017