Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menargetkan 1.500 pelamar kerja bisa terakomodir melalui "Job Expo" yang mereka gelar di kampus tersebut selama dua hari pada 17-18 Januari 2017.

"Total terdapat 38 perusahaan baik itu dari retail, perbankan, ekspedisi, manufaktur, asuransi dan sdm yang ikut ambil baguan. Dengan adanya kegiatan ini target 1.500 pencari kerja diharapkan dapat terakomodir," kata Dekan Fakultas Ekonomi Unesa Drs Eko Wahjudi, M.Si, Rabu.

Selain itu, Eko mengatakan Job Expo tersebut sekaligus mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

Eko mengatakan, lulusan Sarjana hingga saat ini banyak belum terserap di dunia kerja. Menurutnya, hal itu karena tidak seimbangnya kebutuhan dengan lulusan yang ada, serta tidak adanya batasan kuota mahasiswa suatu fakultas menyebabkan lulusan perguruan tinggi menganggur.

"Kalau di Fakultas Ekonomi (FE) sendiri, itung-itungannya begini. Mahasiwa itu sekitar 3.100-an, setiap tahun kira-kira menerima 700-an, itu 700 masuk, 700-nya lagi keluar, nanti kita akan petakan, kan ditambah dari luar juga sekitar 1.500-lah yang mencari kerja," Ujar Eko.
 
Dia menambahkan, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2016, tingkat pengangguran sarjana meningkat dari 5,34 persen pada Februari 2015 naik menjadi 6,22 persen pada Februari 2016 dari total tingkat pengangguran terbuka pada yang mencapai 7,02 juta orang.

"Kita tidak pernah berhitung dengan baik, misalkan kita punya lulusan program pendidikan. Nah, lulusan program pendidikan tidak dikendalikan karena yang masuk tidak dibatasi sampai kapanpun terjadi tidak keseimbangan, itu memang persoalan. ya caranya mau tidak mau meningkatkan kompetensi lulusan," ungkapnya.

Diakui Eko di Fakultas Ekonomi Unesa 30 persen dimanfaatkan untuk praktek, sedangkan sisanya yakni 70 persen teori, dengan begitu mahsiswa diajak trampil.

"Kita kan ada prodi S1 dan D3, nah kalau S1 sekitar 70-30, itu 70 teori, sedangkan 30 praktek, kalau D3 kebalikannya 70 praktek, sisanya teori, kita pengen konsisten disitu, S1 memang tidak bisa disamakan dengan pendidikan vokasional," terangnya.

Sementara itu, Dinda Dwi (22) asal Malang, menjelaskan dirinya membawa 12 lamaran kerja.

"Hari ini, sudah saya siapkan banyak lamaran, tapi saya mencari yang sesuai bidang dan displin saya," kata lulusan ITS Surabaya tersebut. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017