Banyuwangi (Antarajatim) - Ketua Sub-Komite Invetsigasi Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kapten Nur Cahyo Utomo mengatakan pihaknya butuh waktu enam bulan untuk menyelidiki penyebab terbakarnya pesawat latih di Bandara Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

"Untuk kepentingan investigasi insiden ini diperkirakan akan memakan waktu cukup lama yakni sekitar enam bulan kedepan," katanya saat konferensi pers di ruang Kantor Operasional Bandara Blimbingsari, Selasa sore.

Menurutnya lamanya waktu penyelidikan karena tidak adanya kotak hitam (black box) di pesawat latih yang terbakar itu, sehingga membuat KNKT lebih ekstra dalam mengumpulkan data secara lengkap dari berbagai pihak.

"Tidak terpasangnya 'black box' di pesawat Cesna 172 S yang memiliki tempat duduk kurang dari 18 kursi itu tidak masalah karena pesawat latih tidak diwajibkan memiliki kotak hitam," tuturnya.

Untuk itu, lanjut dia, pihak KNKT menggali informasi lebih banyak dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pilot yang menerbangkan pesawat latih, pihak Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) dan berbagai pihak yang berkompeten.

"Setelah melihat lokasi landasan tempat terbakarnya pesawat latih jenis Cesna 172 S di Bandara Blimbingsari dan bertemu dengan siswi yang menerbangkan Regina Marthalia (19),maka  KNKT mengindikasikan pesawat latih itu mendarat dengan roda depan terlebih dahulu," katanya.

Kemudian pesawat mengalami posisi tidak seimbang dan baling-baling depan menyentuh landasan dan pesawat sempat terseret sejauh 50 meter hingga berhenti, sehingga benturan dan gesekan pada badan pesawat bermesin tunggal itulah yang menjadi penyebab munculnya percikan api dan membakar pesawat latih tersebut.

"Saat berhenti, siswi taruna yang memiliki 34 jam terbang itu langsung keluar dan menyelamatkan diri, sehingga percikan api semakin membesar," ujarnya.

Nur Cahyo menjelaskan pesawat dalam kondisi layak terbang dan laporan pantauan cuaca dari pihak BMKG yang diterima KNKT menyebutkan kondisi cuaca cerah hingga berawan 3-4 oktaf saat insiden terjadi dan tercatat arah angin ke barat laut dengan kecepatan 9 knot atau 17 km per jam.

"Kami masih akan melakukan beberapa aktivitas investigasi di Bandara Blimbingsari dan semoga investigasi itu bisa selesai dalam jangka waktu enam bulan," ujarnya, menambahkan.

Pesawat latih milik Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) Flying School jenis CesSna 172 S dengan Nomor Lambung PK MU mengalami "crash landing" atau gagal mendarat dan sempat terbakar di Bandara Blimbingsari pada Senin (16/1) sekitar pukul 10.17 WIB.

Pilot Regina Mertalia (19) asal Tangerang yang mengemudikan pesawat latih tersebut berhasil selamat dan hanya mengalami luka ringan. Saat insiden terjadi, taruna perempuan itu sedang terbang solo atau tanpa didampigi instruktur.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017